Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia | IVoox Indonesia

August 26, 2025

Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia

Pertanian-Dongkrak-Neraca-Perdagangan-Indonesia-doc.pertanian-ivoox.id_

IVOOX.id,Jakarta - Peningkatan kinerja ekspor pertanian ke beberapa negara Asia dan Eropa berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia. Beberapa produk diantaranya berasal dari komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.


"Contohnya adalah eksport import produk pertanian kita dengan Malaysia, dimana neraca dagang  pertanian kita selalu positif atau surplus dalam 5 tahun terakhir.  Untuk tahun 2019 sampai bulan Maret saja,  neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia dengan Malaysia, kita surplus  480,442 ton, dengan nilai  241 juta dollar AS (Amerika Serikat)" ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri, Jumat (21/6).


Menurut Kuntoro, berdasarkan data sampai bulan Maret 2019,  ekspor pertanian Indonesia ke Malaysia mencapai 513,917 ton, senilai 287 juta dollar AS.


"Sementara, Impor pertankan kita dari Malaysia sampai Maret 2019 hanya  33,476 ton, atau senilai  44  juta juta dollar AS" jelasnya.


Selain Malaysia, kata Kuntoro, trend yang sangat positif dan surplus ini  juga dialami dalam kerjasama dagang dengan negara-negara lain di Asia seperti China, Jepang, Korea dan Filipina.


Adapun khusus untuk pasar China, nilai pasarnya masih potensial, terutama bagi produk pertanian Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari neraca perdagangan pertanian Indonesia-China pada tahun 2018 yang mengalami surplus sebesar 2,265 miliar dolar AS.


"Nilai ekspor pertanian Indonesia ke China pada tahun 2018 mencapai 4,025 miliar dolar AS, atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan transaksi sebelumnya yang hanya 2,058 miliar dolar AS," katanya.


Kuntoro mengatakan, ada lima produk pertanian yang menjadi andalan ekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa. Kelimanya masing-masing adalah kelapa sawit, karet, kelapa, produk hewan, dan kakao.


"Untuk kelapa sawit masih menjadi andalan kita karena nilainya yang cukup besar. Saat ini kita mencatat sudah sebanyak 3,935 juta ton kelapa sawit diekspor ke China dengan nilai transaksi mencapai 2,69 miliar dolar AS," katanya.


Sebenarnya, lanjut Kuntoro, Indonesia masih memiliki potensi mengekspor produk pertanian ke China. Walaupun, sejumlah komoditas hortikultura dan perkebunan mengalami hambatan akses bea masuk yang masih tinggi. Di samping adanya standar sanitary and phytosanitary (SPS) yang sulit dipenuhi oleh petani Indonesia.


"Surplusnya neraca perdagangan kita dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) membuktikan bahwa perdagangan kita masih unggul dibanding mereka. Jadi tidak benar kalau ada yang menyebutkan bahwa produk pertanian RRT membanjiri pasar kita. Justru sebaliknya, produk pertanian kita yang membanjiri pasar mereka," katanya.

0 comments

    Leave a Reply