October 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pertamina EP Catat Pendapatan Positif 3 Tahun Beruntun

IVOOX.id, Jakarta - PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), mencatatkan pendapatan positif sepanjang tiga tahun terakhir di mana realisasi kinerja operasional dan keuangan menunjukkan tren meningkat di tengah rendahnya harga minyak mentah.

Selama 2017-2019, PEP membukukan pendapatan berturut-turut 2,77 miliar dolar AS, 3,16 miliar dolar dan sebesar 3,03 miliar dolar pada tahun lalu. Jika ditotal selama periode tiga tahun tersebut, pendapatan perseroan mencapai 8,96 miliar dolar AS. Dengan rata-rata kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp13.925 dalam tiga tahun terakhir, total pendapatan perusahaan selama tiga tahun adalah Rp124,82 triliun.

"Di tengah harga yang masih cenderung stabil pada level yang rendah, peningkatan tersebut mencerminkan terdapat peningkatan kinerja operasional (produksi)," ujar Komaidi Notonegoro, Direktur ReforMiner Institute di Jakarta, Rabu (11/3), menanggapi kinerja Pertamina EP (PEP).

PEP juga memberi kontribusi laba bersih (net income) yang positif ke induk usaha, yaitu sebesar total 2,02 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,24 triliun sepanjang tiga tahun terakhir. Raihan laba bersih PEP tersebut berasal dari perolehan laba bersih tahun 2017 sebesar 615 juta dolar AS, tahun 2018 senilai 756 juta dolar, dan 2019 yang mencapai 654 juta dolar AS.

Manajemen PEP sebelumnya, merilis kinerja produksi minyak yang terus naik dalam tiga tahun terakhir. Pada 2017, produksi minyak mencapai 77.154 barel per hari (BOPD), naik lagi menjadi 79.445 BOPD pada 2018, dan 2019 menjadi 82.213 BOPD. Sedangkan produksi gas tercatat 1.018 MMSCFD pada 2017, sebesar 1.017 MMSCFD pada 2018, dan 959 MMSCFD pada 2019.

Menurut Komaidi, peningkatan produksi tidak terlepas dari sejumlah upaya manajemen PEP di bawah kepemimpinan Presiden Direktur Nanang Abdul Manaf yang melakukan efisiensi disertai kerja keras pekerja PEP.

Dia juga menilai kinerja positif PEP pada 2017-2019 tak bisa dibandingkan dengan kinerja beberapa tahun sebelumnya, misalnya pada 2012. Saat itu pendapatan PEP mencapai 5,32 miliar dolar AS dan laba bersih 1,95 miliar dolar. "Saat itu, harga minyak global jauh lebih tinggi dibandingkan harga dalam lima tahun terakhir," katanya.

Komaidi menambahkan tahun ini menjadi tantangan bagi semua perusahaan migas. Tren harga minyak yang rendah seperti saat ini secara langsung akan menurunkan pendapatan dan laba perusahaan. Peningkatan produksi dan efisiensi dalam sisi biaya, perlu dilakukan agar kinerja keuangan PEP tidak turun terlalu dalam.

"Kondisi lapangan yang sudah mature saya kira membuat tantangan PEP menjadi semakin kompleks. Dalam menjalankan bisnis tidak hanya bicara mengenai produksi dapat ditingkatkan atau tidak. Dalam hal ini pertanyaan mendasarnya justru peningkatan produksi tersebut masih ekonomis atau tidak. Jika produksi dapat ditingkatkan tetapi dengan biaya yang jauh lebih besar dari harga minyak itu sendiri tentu keputusan peningkatan produksi tidak akan dilakukan," katanya, dikutip Antara.

0 comments

    Leave a Reply