October 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Perlu Mitigasi Untuk Solusikan Urbanisasi

IVOOX.id, Jakarta - Urbanisasi dalam arus balik pasca hari raya Lebaran adalah siklus yang kerap terjadi. Fenomena ini harus disikapi secara arif, agar tidak jadi beban bagi pemerintah kota. Tapi jangan juga dihadapi dengan penolakan saja. Untuk mengatasi fenomena ini, Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) menilai perlu ada mitigasi.

Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah mitigasi berdasar pengalaman yang ada guna menyikapi fenomena urbanisasi "Jangan hanya pendekatannya pendekatan menolak," imbuh Moeldoko, yang juga doktor ilmu administrasi negara dari Universitas Indonesia itu di Jakarta, Rabu (20/6)petang.

Moeldoko mengakui bahwa urbanisasi bersifat alamiah, di mana masyarakat memandang bahwa perekonomian di kota lebih baik ketimbang di daerah atau di desa. Dan, selama ini tidak ada aturan yang melarang masyarakat berurbanisasi. Namun, diakuinya perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat yang akan menjadi pendatang, agar tidak menjadi "beban" pemerintah.

"Jadi memaknainya yang arif, jangan seolah-olah urbanisasi membawa malapetaka, tapi juga bisa mengisi celah-celah yang kosong, yang memang sebagian dari kita masih membutuhkan teman-teman dari daerah," kata mantan Panglima TNI itu,

Paradigma perpindahnya masyarakat desa atau daerah ke kota sejatinya sudah tidak lagi didasarkan hanya untuk "mengadu nasib". Setidaknya, pergerakan ke wilayah kota harus memiliki kepastian akan pekerjaan dan tempat tinggal. Faktor ketersediaan lapangan pekerjaan, sebelumnya harus dipastikan.

"Kalau ada kepastian maka akan ada sebuah pendapatan baru bagi keluarga mereka di desa, itu cukup positif. Tapi sangat tidak positif apabila pergerakan ke kota tanpa tujuan. Misalnya tidak ada tujuan yang jelas bagaimana kehidupan mereka di kota," tutur Moeldoko.

Guru Besar Sosiologi Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya, Bagong Suyanto di kesempatan berbeda mengatakan senada. Ia tak menafikan, fenomena urbanisasi masih akan terus terjadi sepanjang belum tercapainya pemerataan pembangunan. Selain itu, faktor ketimpangan ekonomi antara desa dan kota menjadi salah satu yang mendorong masih tingginya angka urbanisasi.

"Mereka melakukan urbanisasi karena adanya selisih upah yang dapat menguntungkan bagi kehidupan keluarga mereka di desa. Misalnya di desa kerja 8 jam hanya mendapat upah Rp 20 ribu, di kota bisa mendapat Rp100 ribu. Jadi ada selisih uang yang bisa dikirim ke desa," jelasnya.

Pembangunan Di Desa

Dijelaskan, saat ini mulai terjadi perubahan pola dan tujuan migrasi. Tidak lagi ke kota-kota besar, melainkan ke kota-kota menengah atau sekunder. Hal itu disebabkan karena industri-industri mulai bergeser ke kota-kota menengah tersebut.

Lebih lanjut Bagong mengatakan bahwa solusi yang paling efektif untuk menekan angka urbanisasi adalah melakukan pemerataan pembangunan di wilayah desa. Menurutnya, program Dana Desa yang dilakukan oleh pemerintah saat bisa menjadi kunci untuk peningkatan pembangunan dan ekonomi di desa. Mitigasi untuk ini perlu dilakukan.

"Kuncinya adalah pemerataan pembangunan wilayah desa. Diharapkan juga dana desa dapat bermanfaat untuk membuka banyak lapangan kerja baru, serta melakukan pemberdayaan masyarakat desa," kata Bagong.

Sementara itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo yang diberitakan Antaramengatakan bahwa pembangunan yang telah dilakukan kawasan perdesaan mampu mengurangi jumlah urbanisasi. Melalui pembangunan tersebut, akan banyak tercipta lapangan pekerjaan di desa sehingga dapat memacu pemerataan ekonomi.

"Dana desa dan pembangunan di desa mampu mengurangi angka urbanisasi. Seharusnya urbanisasi dapat terus ditekan karena banyak membentuk lapangan pekerjaan baru," jelasnya.

Kebijakan ini dilakukan untuk dua tujuan utama. Selain menekan pergerakan urbanisasi, terciptanya lapangan kerja baru karena pembangunan di desa, diharapkan dapat menarik kembali kaum urban agar mau berkarya di daerah asal mereka masing-masing. Diyakini, jika hal itu terjadi, juga akan berdampak pada pengurangan angka pengangguran di kota-kota besar.

0 comments

    Leave a Reply