Perjanjian Dagang IEU-CEPA Segera Rampung, Ekspor Indonesia ke Eropa Bisa Naik 50 Persen | IVoox Indonesia

June 19, 2025

Perjanjian Dagang IEU-CEPA Segera Rampung, Ekspor Indonesia ke Eropa Bisa Naik 50 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/6/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)

IVOOX.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan perkembangan status perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Menurut Airlangga Indonesia tengah memasuki fase strategis dalam memperkuat hubungan ekonominya dengan Uni Eropa (UE) melalui perjanjian tersebut.

Hubungan ekonomi antara Indonesia dan UE kata dia terus menunjukan tren positif dengan nilai perdagangan mencapai 30,1 miliar Dolar AS pada 2024. Neraca perdagangan antara kedua pihak juga tetap surplus bagi Indonesia, dengan peningkatan signifikan dari 2,5 miliar Dolar AS di 2023 menjadi 4,5 miliar Dolar AS pada 2024.

Pada 6 Juni 2025 lalu, Airlangga yang memimpin Delegasi Indonesia bertemu dengan European Union Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič. Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa hal penting yakni antara lain mengenai status IEU-CEPA yang sudah mencapai penyelesaian tahap akhir yakni sekitar lebih dari 90 persen text drafting, dengan beberapa isu teknis di tingkat Chief Negotiators dan Working Groups.

“Proses perundingan substansi IEU-CEPA ini sudah masuk tahap terakhir, dan hampir seluruh substansi sudah disepakati. Itu dari hasil pertemuan kemarin di Eropa, di Brussels,” ujar Airlangga dalam siaran pers, Sabtu (14/6/2025).

Airlangga melanjutkan, pada saat Komisioner Maros datang ke Indonesia di September 2025 mendatang, sudah ada semacam notulen atau memorandum yang bisa ditandatangani. Dari sana akan dilanjutkan proses secara hukum, di mana ini membutuhkan ratifikasi dari 27 Negara Anggota Uni Eropa dan juga di Indonesia.

Adapun beberapa komoditas utama yang mendominasi ekspor Indonesia ke UE yakni minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

Pada 2024, UE menyumbang 6,5 persen atau sekitar 17,35 miliar Dolar AS dari total ekspor Indonesia yang sebesar 264,70 miliar Dolar AS. Dalam kurun waktu 2021 hingga 2024, kinerja ekspor Indonesia ke UE menunjukkan tren dinamis.

Nilai ekspor Indonesia ke UE mengalami kenaikan tertinggi pada 2022 dengan nilai ekspor sebesar 21,53 miliar Dolar AS, namun mengalami penurunan di tahun berikutnya, sebelum kembali naik sedikit menjadi 17,35 miliar Dolar AS pada 2024.

Menurut Airlangga Uni Eropa siap mencapai kesepakatan terbaik pada kepentingan Indonesia pada sektor energi terbarukan, pengembangan kendaraan listrik, produk alas kaki dan pakaian, minyak sawit dan perikanan.

Terkait ekspor produk perikanan, Pemerintah Indonesia juga meminta UE memberikan preferensi yang serupa dengan negara mitra lain. Oleh karena itu, UE bersedia membuka lebih banyak akses pasar untuk produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, sepatu, tekstil, dan ikan kaleng (terutama tuna).

“Untuk memaksimalkan manfaat tersebut, Indonesia perlu memastikan kesiapan industri domestik, memperkuat ekosistem pendukung ekspor, serta melakukan harmonisasi kebijakan lintas sektor,” katanya.

Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh CSIS (2021) dan Sustainability Impact Assessment oleh Komisi Eropa (2020) memperkuat optimisme terhadap manfaat ekonomi IEU-CEPA bagi Indonesia. Diproyeksikan bahwa PDB Indonesia akan tumbuh sebesar 0,19 persen, dengan tambahan pendapatan nasional mencapai 2,8 miliar Dolar AS, dan ekspor Indonesia berpotensi meningkat hingga 57,76 persen dalam tiga tahun ke depan.

“Jadi kalau ekspor kita naik 50 persen itu setara dengan Vietnam ataupun Malaysia tahun ini. Kalau ini yang kita dorong dengan adanya IEU-CEPA ini nanti tarif-tarif (ekspor komoditas) yang unggulan kita yang sekarang bisa 8-12 persen itu bisa turun ke 0 persen,” kata Airlangga.

0 comments

    Leave a Reply