Perjanjian Dagang AS-China
Perjanjian Dagang AS-China Menyelamatkan Perekonomian Kedua Negara

IVOOX.id, Jakarta - Nada kemenangan datang dari Gedung Putih selama akhir pekan sudah tidak terlalu penting, kata kepala ekonom Moody, Senin (21/5/2018).
Mengikis harapan bahwa AS mendapatkan landasan utama dalam negoisasi dengan China yang bertujuan untuk mencegah perang dagang antar kedua negara dengan perekonomian terbesar didunia itu.
"Saya pikir itu kalah-kalah. Tidak ada pemenang di sini," kata Mark Zandi kepada CNBC's "Squawk Box Europe" pada hari Senin. "Ini adalah penyelamatan wajah, karena jelas mereka tidak akan mencapai kesepakatan tentang apa pun - setidaknya, tidak di dekat tim."
Zandi mengacu pada pengumuman Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Minggu bahwa perang dagang yang menjulang itu "tertunda" karena dua ekonomi terbesar dunia sepakat untuk menjatuhkan ancaman tarif mereka dan membahas parameter untuk perjanjian perdagangan yang lebih luas.
China setuju untuk terus membahas langkah-langkah yang akan digunakan untuk membeli lebih banyak produk AS guna mengurangi defisit perdagangan tahunan sebesar $ 335 miliar di antara keduanya, tetapi tidak ada angka dolar spesifik yang diajukan. Zandi menunjuk ini sebagai bukti bahwa baik Washington maupun Beijing tidak memiliki rencana, juga tidak tahu persis apa yang mereka inginkan dari pembicaraan yang sedang berlangsung.
"Ketika Anda melakukannya, apa yang sebenarnya akan mereka lakukan? Apakah mereka akan menurunkan defisit perdagangan bilateral Cina-AS? Itu tidak akan terjadi. Mereka menendangnya di jalan karena mereka benar-benar tidak tahu apa yang mereka inginkan, "kata Zandi.
'Argumen debat konyol'
Presiden Donald Trump awalnya menetapkan permintaan bahwa China menutup surplus perdagangannya sebesar $ 200 miliar, yang belum disetujui oleh Beijing. Zandi mengkritik angka ini, mencatat bahwa ekspor AS ke China saat ini $ 150 miliar per tahun, dan bahwa ia tidak memiliki kapasitas untuk memproduksi dan mengekspor skala peningkatan barang ke China.
"Apa yang akan dibeli? Untuk $ 200 miliar?" tanya si ekonom. "Kami tidak ingin menjual teknologi itu, di mana keunggulan komparatif kami, jadi kami akan menjualnya lebih dari $ 200 miliar untuk apa? Kedelai? Pesawat Boeing?"
Para ahli perdagangan berpendapat bahwa permintaan Cina untuk produk AS ini tidak akan cukup meningkat sampai pada titik di mana perlu membeli volume barang-barang Amerika seperti itu.

0 comments