Pergerakan Harian Jabodetabek Tembus 75 Juta, Mayoritas Masih Pakai Kendaraan Pribadi | IVoox Indonesia

August 15, 2025

Pergerakan Harian Jabodetabek Tembus 75 Juta, Mayoritas Masih Pakai Kendaraan Pribadi

antarafoto-peluncuran-rute-baru-transjakarta-lebak-bulus-sawangan-1749042423-1
Penumpang bus TransJakarta turun dan naik bus jurusan Lebak Bulus - Sawangan usai peluncuran di Halte TransJakarta Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (4/6/2025). Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemeritah Kota Depok membuka rute baru TransJakarta tujuan Lebak Bulus - Sawangan untuk memperluas jaringan transportasi umum di kawasan Jakarta dan sekitarnya. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

IVOOX.id – Pergerakan manusia di wilayah Jabodetabek tergolong luar biasa padat. Setiap harinya, tercatat sekitar 75 juta pergerakan orang keluar-masuk kawasan ini, baik untuk bekerja maupun beraktivitas lainnya. Menariknya, hanya sekitar 2,5 juta perjalanan yang dilakukan dengan transportasi umum, sisanya sekitar 70 juta masih didominasi kendaraan pribadi, mulai dari mobil, sepeda motor, hingga ojek.

“Setiap hari Jabodetabek ada 75 juta pergerakan, sedangkan yang pakai public transport hanya 2,5 juta. Sisanya 70 juta angkutan kecil, plus sepeda motor, serta ojek,” ujar Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, dalam Talkshow Masa Depan Mobilitas Kota di Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Upaya untuk menekan kemacetan sebenarnya sudah dilakukan dengan memperluas jangkauan transportasi umum. Salah satunya lewat layanan Transjakarta yang kini menjangkau Bogor, Bekasi, hingga Alam Sutera, Banten, dengan tarif tetap Rp 3.500.

“Kini ada Transjakarta hingga Alam Sutera, Alam Sutera hingga Bogor tarifnya tetap rendah Rp 3.500. Saya tanya ke Pak Wagub (Rano Karno), apa yang membuat Pemprov DKI berani membuat program itu? Apa bisa menambah pundi-pundi DKI?” kata Risal.

Menurutnya, jawabannya cukup sederhana. Banyak orang tetap ingin ke Jakarta karena kota ini menjadi pusat aktivitas, mulai dari kuliner, hiburan, hingga kawasan Transit Oriented Development (TOD) baru yang ramai dikunjungi anak muda.

Namun, tingginya pergerakan ini masih meninggalkan pekerjaan rumah besar soal kemacetan. Tak hanya di Jakarta, beberapa kota besar lain di Indonesia juga masuk daftar kota termacet dunia. Berdasarkan TomTom Traffic Index 2024, Bandung menempati peringkat ke-12 kota termacet dunia dan ke-8 untuk tingkat kepadatan. Warga Bandung rata-rata menghabiskan 32 menit 37 detik untuk menempuh jarak 10 km, dengan waktu terbuang mencapai 108 jam per tahun.

Medan ada di peringkat ke-15 termacet dunia, dengan rata-rata 32 menit 3 detik untuk jarak yang sama, serta kehilangan waktu 111 jam per tahun. Sementara itu, Palembang berada di peringkat ke-53 dunia dengan waktu tempuh 27 menit 55 detik per 10 km, dan kehilangan waktu 94 jam per tahun.

0 comments

    Leave a Reply