Perang Dagang Meletus Kembali, Pasar Obligasi Terancam

IVOOX.id, Jakarta - Kembali menguatnya laju rupiah memberikan imbas positif pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri.
"Penurunan imbal hasil obligasi dalam negeri mulai terlihat meski juga terdapat kenaikan pada sejumlah seri terutama untuk tenor panjang," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -2,82 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun -1,77 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 0,33 bps.
Laju pasar obligasi kembali bervariatif melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,58% memiliki imbal hasil 5,95% atau naik 0,07 bps dari sebelumnya di harga 98,88% memiliki imbal hasil 5,88%.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 102,45% memiliki imbal hasil 7,27% atau naik 0,004 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,50% memiliki imbal hasil 7,26%.
Pada Senin (3/4/2018), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price naik 0,17 bps di level 118,09 dari sebelumnya di level 117,89.
Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price naik 0,03 bps di level 109,48 dari sebelumnya di level 109,44.
Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,642% dari sebelumnya di level 6,64% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,73% dari sebelumnya di level 2,74% sehingga spread di level kisaran 390,9 bps lebih rendah dari sebelumnya 390,1 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung turun tipis. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA di mana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak turun di kisaran level 8,58%-8,63%.
Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,03%-9,05%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,10%-10,24%, dan pada rating BBB di kisaran 12,98%-13,00%.
Meski pergerakan sejumlah seri sudah mulau menguat, masih terdapat sejumlah sentimen yang dapat menahan kenaikan tersebut.
Masih adanya potensi terjadinya kembali perang dagang setelah Tiongkok mengumumkan pengenaan tarif impor terhadap sejumlah barang impor AS diperkirakan dapat menahan laju kenaikan pasar obligasi dalam negeri. "Tetap mewaspadai jika terdapat sentimen yang dapat menahan kenaikan," imbuhnya. (jaw)

0 comments