Perang Dagang AS-China Masuki Babak Baru, Negatif Bagi IHSG | IVoox Indonesia

April 30, 2025

Perang Dagang AS-China Masuki Babak Baru, Negatif Bagi IHSG

Nantikan Data Inflasi, IHSG Dibuka Menguat Dekati 6.000 - ivoox.id

IVOOX.id, Jakarta - Perang dagang antara China dan Amerika yang masih terus berlanjut dan memasuki babak baru akan menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di bursa saham hari ini, Jumat (24/8).

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa sentimen perang dagang masih berlanjut dan justru masuk ke babak baru, meskipun saat ini mereka tengah berdiskusi mengenai perdagangan.

Amerika mulai menerapkan kebijakan tarif impor sebesar 25% atas produk China senilai US$16 miliar. China pun diprediksi akan melakukan hal yang sama kepada Amerika terkait hal ini.

Langkah selanjutnya adalah Amerika akan kembali mengenakan tarif impor atas barang barang dari China senilai lebih dari US$500 miliar.

Menurutnya, hal seperti ini akan menjadi sentimen negative pada pergerakan pasar hari ini. "Namun pertanyaan sesungguhnya adalah, dimana ujung dari permasalahan ini? Kami melihat bahwa setiap US$100 miliar impor yang terkena tarif, berpotensi mengurangi perdagangan global senilai 0,5%," katanya dalam riset harian, Jumat (24/8/2018).

Beralih dari sana, postur RAPBN 2019 yang lebih kredibel memberikan kepercayaan yang positif terhadap pasar untuk tahun depan, infrastruktur akan menjadi pilihan.

Menurutnya, dengan alokasi dana Rp420 triliun, pemerintah terus berfokus untuk mengembangkan infrastruktur.

"Secara teknikal hari indeks IHSG diprediksi menguat dengan support dan resistance di level 5.947-6.004," katanya.

Kemarin indeks IHSG ditutup menguat, indeks naik (+0,65%) menjadi 5.982. Sektor yang menguat terbesar pada sektor keuangan (+2,10%) dan industri dasar (+1,49%), sedangkan yang mengalami penuruan terbesar pada sektor infrastruktur (-1,36%) dan pertambangan (-0,70%).

Sementara itu, investor asing mencatatkan net buy di semua perdagangan saham sebesar Rp552,33 miliar.

0 comments

    Leave a Reply