Penyesuaian Tarif Listrik dan BBM Perlu Dicermati untuk Mengurangi Dampak Negatif

iVOOXid, Jakarta – Penyesuaian tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) hendaknya dilakukan pemerintah pada momen yang tepat sehingga tidak berdampak signifikan terhadap laju inflasi.
“Dengan demikian, laju inflasi nasional yang ditargetkan 3-5% secara year-on-year (yoy) pada 2017 dan 2,5-4,5% pada 2018 dapat tetap dipertahankan dan aman terkendali,†ujar Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI), ketika membuka Rakornas Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Kamis (27/07/2017).
Agus mengemukakan, pemerintah perlu mencermati penyesuaian harga BBM di pasar domestik agar dapat mengurangi dampak negatif yang timbul akibat kebijakan tersebut. Tekanan laju inflasi yang berasal dari tarif BBM atau termasuk tarif yang diatur regulator (administered prices) telah menjadi perhatian Bank Indonesia (BI) sepanjang periode semester pertama 2017.
“BI memahami kebutuhan pemerintah untuk melakukan penyesuaian subsidi BBM, agar kondisi fiskal pemerintah lebih memadai,†tukas Agus.
Agus mengungkapkan, BI dan pemerintah melakukan koordinasi untuk mengurangi dampak tekanan inflasi akibat bergejolaknya harga bahan makanan (volatile foods) guna mengkompensasi tekanan laju inflasi. Per Juni 2017, laju inflasi tahunan untuk "volatile foods" tercatat 2,17% dibandingkan per Juni 2016.
Agus menuturkan, BI, pemerintah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus mempercepat pembangunan infrastruktur nasional sesuai rencana di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Selanjutnya, demikian Agus, pemerintah perlu menjaga pasokan pangan melalui pengaturan produksi dan tata kelola kelembagaan yang baik. Disamping itu, BI dan pemerintah, termasuk TPID, agar dapat terus mengembangkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) sehingga dapat memberikan informasi akurat mengenai harga pangan.
Agus juga mengatakan laju inflasi nasional sepanjang Januari-Juni 2017 tercatat 2,38% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Angka inflasi itu mengindikasikan laju Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terkendali.
“Inflasi Harga Konsumen per Juni 2017, termasuk selama periode Lebaran 2017, merupakan yang terendah dibandingkan di periode sama selama enam tahun terakhir,†pungkas Agus.[abr]

0 comments