Penyelundupan Benih Lobster Marak, KKP Kesulitan Bertindak Akibat Minim Anggaran

IVOOX.id – Praktik penyelundupan benih bening lobster (BBL) masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengakui kesulitan dalam melakukan penindakan maksimal karena terbatasnya anggaran untuk perjalanan dinas, terutama untuk operasi pengawasan di jalur darat.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono, menyebutkan bahwa sebagian besar aksi penyelundupan benur dilakukan melalui jalur darat sebelum akhirnya dikirim lewat laut atau udara.
“Mayoritas benur dibawa dulu lewat darat, baru kemudian dialirkan lewat laut. Kalau lewat laut masih bisa kami kejar, tapi pengawasan di darat ini yang sulit. Apalagi saat ini anggaran perjalanan dinas sedang sangat terbatas akibat efisiensi,” ujar Ipunk, di Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Beberapa daerah yang kerap menjadi jalur penyelundupan antara lain Lampung, Jawa Barat, dan Jambi. Benih lobster tersebut umumnya dibawa menuju Batam untuk kemudian diselundupkan melalui pelabuhan. Selain itu, penyelundupan lewat udara juga kerap terjadi, biasanya dengan cara menyembunyikan benih lobster di dalam koper. Namun, metode ini relatif lebih berisiko dan sulit dilakukan.
Ipunk menegaskan bahwa penindakan akan lebih efektif bila dilakukan di jalur darat, sebelum benih tersebut mencapai Batam atau bandara internasional. Sayangnya, keterbatasan anggaran menjadi penghambat utama pelaksanaan operasi semacam itu.
“Kami sudah mengajukan permohonan kepada pimpinan KKP dan juga Kementerian Keuangan agar blokir anggaran perjalanan dinas bisa dibuka, khususnya untuk mendukung operasi pengawasan di jalur darat. Karena aktivitas penyelundupan benur ini lebih banyak terjadi sebelum masuk ke laut,” ujarnya.

0 comments