Penjelasan Grab Soal Potongan Tarif Aplikasi 20 Persen | IVoox Indonesia

June 15, 2025

Penjelasan Grab Soal Potongan Tarif Aplikasi 20 Persen

antarafoto-aksi-demonstrasi-ojek-daring-1747732443-1
Sejumlah pengemudi ojek daring (ojol) melakukan aksi demonstrasi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Dalam aksinya mereka menutut aplikator untuk menurunkan potongan komisi menjadi 10 persen dan juga mendesak pemerintah untuk menerbitkan UU Transportasi Online Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

IVOOX.id – Grab menjelaskan bahwa pemotongan tarif aplikasi sebesar 20 persen dilakukan berdasarkan tarif dasar, bukan keseluruhan tarif yang dibayar oleh penumpang kepada para mitra pengemudi.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mencontohkan, kalau tarif dasarnya Rp 13.000 maka Grab mengambil potongan komisi Rp 2.600 atau 20 persen dan mitra pengemudi berhak memperoleh Rp 10.400.

Selain membayar tarif dasar, penumpang juga harus membayar komponen biaya tambahan seperti biaya layanan platform Rp 2.000 dan biaya karbon Rp 200.

Dengan demikian, setelah dikurangi potongan promosi Rp 1.000 penumpang total harus membayar biaya Rp 14.200.

Neneng mengatakan bahwa biaya-biaya tambahan yang dibebankan kepada penumpang bukan bagian dari tarif dasar yang dipotong Grab dari mitra pengemudi.

"Driver (pengemudi) itu sering kali menghitungnya 20 persen dari Rp14.200. Padahal, harusnya 20 persen dari tarif dasar Rp13.000. Jadi driver membawa pulang Rp10.400," kata Neneng dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Jumat (13/6/2025), dikutip dari Antara.

"Dan ini sesuai dengan KP 1001 tahun 2022. Jadi komisi 20 persen itu harus dihitung dari tarif dasar," ia menambahkan.

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1001 tahun 2022 mengatur komisi maksimal untuk aplikasi dari layanan ojek daring sebesar 15 persen + 5 persen.

Neneng menjelaskan penghitungan potongan aplikasi dari ongkos layanan ojek daring karena selama ini ada salah kaprah mengenai potongan tarif aplikasi, yang membuat penumpang dan mitra pengemudi merasa Grab mengambil komisi terlalu besar dari biaya perjalanan.​​​​​​​

Ia menyampaikan bahwa potongan tarif aplikasi 20 persen digunakan untuk menyediakan berbagai dukungan kepada mitra pengemudi, termasuk dukungan asuransi, tunjangan operasional, dan pengembangan fitur-fitur keamanan.

"Penggunaan komisi bagi hasil ini untuk apa? Untuk asuransi keselamatan. Jadi, 100 persen perjalanan di aplikasi itu terproteksi oleh asuransi Grab, baik pengemudi maupun penumpang," katanya.

Potongan Tarif Aplikasi untuk Dukungan Bagi Mitra

Grab menyampaikan bahwa potongan tarif aplikasi 20 persen yang dikenakan pada mitra pengemudi digunakan untuk memberikan berbagai dukungan bagi mitra, termasuk dukungan asuransi, tunjangan operasional, dan pengembangan fitur keamanan.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan bahwa dana dari potongan tarif aplikasi antara lain digunakan untuk biaya asuransi keselamatan mitra pengemudi maupun penumpang.

Dia mengatakan bahwa lebih dari 20 juta pengguna aplikasi telah mendapatkan pertanggungan asuransi dari Grab.

"Nilainya lebih dari Rp100 juta dan nilai per orang pertanggungannya sampai Rp50 juta. Kita juga mempunyai pendampingan oleh satuan tugas khusus dari hari H kecelakaan hingga pemulihan," kata Neneng, dikutip dari Antara.

Dana dari potongan tarif aplikasi juga digunakan untuk memberikan dukungan bagi mitra pengemudi dan keluarganya melalui Program GrabBenefits.

Program GrabBenefits mencakup dukungan berupa penyediaan voucher harga khusus perawatan motor, bensin, pulsa dan paket data, serta vaksinasi influenza gratis bagi mitra pengemudi.​​​​​​​

GrabBenefits juga memberikan dukungan berupa sembako dengan harga khusus, voucher belanja, potongan harga layanan sunat anak, hingga bantuan modal usaha kepada mitra pengemudi.

Di samping untuk memberikan dukungan kepada mitra pengemudi, dana dari potongan tarif aplikasi digunakan untuk pengembangan fitur-fitur keamanan di layanan Grab.​​​​​​​

Neneng menjelaskan bahwa Grab berupaya mengoptimalkan keamanan layanan dengan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan dan melakukan pemantauan real-time guna mendeteksi potensi risiko lebih dini serta merespons situasi darurat secara cepat.

"Jadi kita menghadirkan fitur chat dengan sensor kata otomatis pakai AI untuk memastikan kata-kata sensitif yang tidak pantas itu tidak ada," ujar Neneng.

Grab turut mengembangkan fitur Trip Monitoring untuk memantau perjalanan secara real-time dengan notifikasi otomatis jika mitra pengemudi menyimpang jauh dari rute yang disarankan atau berhenti terlalu lama.

Fitur ini dihadirkan untuk mencegah kesalahan rute atau potensi kejahatan.

Selain itu, ada fitur keamanan AudioProtect, yakni perekaman audio selama perjalanan yang ditranskrip serta diringkas menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu mempercepat penyelesaian masalah antara penumpang dan pengemudi.

"Ini banyak sekali sudah membantu perselisihan atau kesalahpahaman," ucap Neneng.

Dia mengatakan bahwa dana dari potongan biaya aplikasi dimanfaatkan pula untuk meningkatkan layanan GrabSupport, kanal pelaporan bagi pengguna dan mitra.

"Kami ada lebih dari 2.000 customer service yang siap untuk membantu baik di Help Center atau di Grab Support Center," kata Neneng.

0 comments

    Leave a Reply