Pengembangan Dua Lapangan Migas Resmi Disetujui, Papua Bakal Kebanjiran Investasi Capai Rp29,6 T

IVOOX.id, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyelesaikan evaluasi dan memberikan persetujuan rencana pengembangan atau plan of development (POD) Lapangan Ubadari dan Vorwata Enhanced Gas Recovery (EGR) di wilayah kerja Berau, Muturi dan Wiriagar, Papua yang dioperasikan BP Berau Ltd.
Nilai investasi di lapangan Ubadari dan Vorwata akan mencapai sekitar USD2,041 miliar atau setara dengan Rp29,6 triliun.
Persetujuan ini menghasilkan tambahan cadangan sebesar 1.523 BSCF gas (setara 271,96 juta barel setara minyak), sehingga menjadi kado bagi Indonesia yang sedang merayakan hari ulang tahun ke-76.
Tambahan cadangan dari kedua lapangan tersebut membuat Reserve Replacement Ratio Tahun 2021 menjadi 100%. Artinya juga, SKK Migas dapat menjaga seluruh cadangan yang dikonsumsi tahun 2021, digantikan oleh cadangan baru.
Pada tahun 2021, industri hulu migas direncanakan memproduksikan minyak dan gas sebesar 625 Juta barel setara minyak.
Untuk menggantikan cadangan yang diproduksikan demi menjaga kesinambungan kegiatan produksi di masa depan, setiap tahun SKK Migas memastikan adanya penambahan cadangan, melalui evaluasi POD minimal sebesar yang diproduksikan.
Sampai awal Agustus 2021, telah ada 18 POD yang disetujui, dengan penambahan cadangan 492.82 juta barel setara minyak (78,8% dari cadangan yang dikonsumsi).
"Persetujuan POD Lapangan Ubadari dan Lapangan Vorwata EGR membuat RRR menjadi 100 persen sehingga ada kepastian kesinambungan produksi masa depan," kata Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dalam keterangan resminya (18/8/2021).
Berdasarkan POD tersebut, Lapangan Ubadari dan Vorwata EGR akan memproduksikan gas sebesar 1.269 BSCF dan kondensat sebesar 3,77 juta stok tank barel (MMSTB) yang akan diproduksikan sampai masa akhir kontrak bagi hasil atau Production Sharing Contract (PSC) pada 2035.
"Lapangan Ubadari ditargetkan bisa onstream pada kuartal ketiga tahun 2026, sedangkan Lapangan Vorwata EGR ditargetkan bisa onstream di 2027. Gas yang dihasilkan akan dialirkan ke Tangguh Train-3. Kami memprediksikan puncak produksi dapat terjadi pada tahun 2027, sehingga akan memberikan kontribusi positif pada peningkatan produksi yang akan menopang pencapaian target produksi gas di tahun 2030, karena kedua lapangan dapat tetap diproduksikan hingga masa akhir kontrak kerja sama, yaitu pada tahun 2035," paparnya.
Berproduksinya kedua lapangan tersebut akan turut memberikan manfaat nyata bagi daerah melalui dana bagi hasil migas dan pemerintah pusat.
Kegiatan produksi juga akan memberikan manfaat bagi pengusaha daerah, masyarakat lokal dalam penyediaan barang dan jasa, mengingat sepanjang masa operasi KKKS akan membelanjakan anggaran sekitar USD800 juta untuk mendukung kegiatan operasi.

0 comments