Penelitian Situs Gunung Padang akan Gandeng Swasta dengan Skema Kemitraan

IVOOX.id – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa penelitian terhadap Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, akan dilanjutkan meskipun terjadi efisiensi anggaran di kementeriannya. Untuk mengatasi keterbatasan dana, penelitian ini akan menggunakan skema Public Private Partnership (PPP) atau Kemitraan Pemerintah dan Badan Usaha.
"Jadi, ini adalah bagian dari kolaborasi bersama. Kita akan inisiasi itu. Nanti juga bekerja sama dengan institusi terkait dari beberapa lembaga, seperti BRIN dalam hal penelitiannya misalnya," ujar Fadli saat ditemui seusai diskusi "Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan" di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Skema PPP memungkinkan kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur atau penyediaan layanan publik, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan demikian, beban pembiayaan proyek dapat dikurangi, sementara pihak swasta memperoleh peluang investasi dengan keuntungan jangka panjang.
Fadli juga menekankan pentingnya riset dan kajian yang lebih mendalam serta menyeluruh untuk mengungkap informasi komprehensif mengenai Situs Gunung Padang. Setelah mendengar paparan dari para ahli, ia menyebut bahwa tidak ada perbedaan pendapat mengenai struktur punden berundak di lapisan atas situs tersebut. Namun, pada lapisan bawah, masih terdapat perdebatan yang memerlukan penelitian lanjutan.
"Di lapisan atas saya kira sudah selesai. Tidak ada yang berbeda pendapat. Namun, di satu tesis di bawahnya rupanya masih ada lapisan dua dan lapisan tiga lagi. Ini yang menurut saya perlu dikaji. Apalagi ditemukan batu berbentuk bulat yang itu man-made," ujarnya.
Meskipun terjadi efisiensi anggaran, Fadli memastikan bahwa program-program penelitian cagar budaya nasional akan terus berjalan dengan beberapa perbaikan, termasuk melalui skema PPP. Ia berharap penelitian lanjutan ini dapat menjawab berbagai pertanyaan terkait lapisan bawah Situs Gunung Padang dan memperkaya pengetahuan tentang peradaban Indonesia di masa lalu.
Dorong Kolaborasi Lintas Lembaga dan Ahli Internasional
Fadli Zon juga menekankan pentingnya kerja sama antara berbagai lembaga dan keterlibatan pakar internasional dalam penelitian lebih lanjut mengenai Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.
Fadli menegaskan bahwa penelitian terhadap situs megalitik ini masih berada pada tahap awal, sehingga diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ia menyatakan, "Termasuk jika diperlukan saya kira juga mengundang atau mempersilakan kalau ada ahli-ahli dari luar yang ingin melakukan riset terhadap situs Megalitikum Gunung Padang," katanya.
Ia juga mencatat adanya perbedaan pandangan mengenai usia situs tersebut, dengan estimasi yang bervariasi mulai dari ratusan hingga puluhan ribu tahun. "Dalam beberapa publikasi yang saya baca. Dan tentu saja belum konklusif usianya. Ada yang ratusan tahun, ribuan tahun, puluhan ribu tahun. Nah ini yang saya kira perlu kita jadikan bagian untuk melengkapi informasi tentang situs Megalitikum Gunung Padang," ujar Fadli.
Selain itu, Fadli menyoroti bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam, dengan berbagai peninggalan yang menunjukkan peradaban kuno. Ia menyebutkan bahwa sekitar 50-60 persen fosil Homo erectus yang ditemukan di dunia berasal dari Indonesia, serta adanya lukisan gua berusia lebih dari 51.000 tahun di wilayah tersebut. Hal ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban tertua di dunia.

0 comments