Peneliti ARSC Sebut Jokowi Bakal Jadi King Maker Presiden Terpilih 2024 | IVoox Indonesia

May 15, 2025

Peneliti ARSC Sebut Jokowi Bakal Jadi King Maker Presiden Terpilih 2024

qvbn4wjhmbabdysjgyun
Presiden Jokowi, (Foto: Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

IVOOX.id, Jakarta - Peneliti Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Bagus Balghi mengatakan, kepemimpinan nasional menuju Pemilu 2024 memunculkan aspirasi publik untuk sebuah regenerasi dan konfigurasi kepemimpinan politik baru. Hal ini bisa dilihat dari pilihan publik yang tidak mendukung adanya wacana amandemen masa jabatan presiden yang sempat dilontarkan oleh sejumlah pihak.

Namun demikian, publik mendukung sosok calon presiden 2024 mampu menjamin keberlanjutan program-program Presiden Jokowi yang bermanfaat untuk masyarakat dan sejalan dengan kepentingan strategis nasional.

"Dari hasil survei ini Presiden Jokowi dinilai publik menjadi “king maker” yang dapat mempengaruhi publik untuk menentukan siapa yang akan menjadi presiden 2024," kata Bagus dalam kesimpulan hasil surveinya, Sabtu (22/5/2021).

Bagis mengurai, faktor sosiologis terkait kesamaan agama dan preferensi gender masih dominan menjadi pertimbangan publik dalam memilih sosok calon presiden. Namun terdapat perkembangan yang cukup kuat mengenai kesadaran kebangsaan khususnya terkait opsi memilih pemimpin yang bukan seagama, diperoleh data yang relatif besar 41,47%.

"Hal ini memberi sinyal sebuah tren keterbukaan, kesadaran kewargaan yang toleran dan inklusif, secara objektif dalam menilai dan memilih pemimpin berdasarkan kinerja dan prestasi," terang Bagus.

Lebih jauh Bagus menjelaskan bahwa sosok sipil, memiliki kinerja, pengalaman yang baik, serta jujur dan bersih memiliki potensi yang besar untuk dipilih oleh publik terkait bursa kepemimpinan nasional.

Lalu tokoh berlatar kepala daerah mendapatkan perhatian utama sebagai sumber kepemimpinan di mata pemilih yang mengingatkan tahapan dan langkah sosok Joko Widodo yang merupakan kepala daerah berprestasi sebelum terpilih menjadi presiden ke tujuh.

Sementara sosok pemimpin yang berasal dari kalangan TNI menjadi pilihan kedua tertinggi oleh pemilih untuk menjadi pemimpin nasional. Aspek ketegasan menjadi salah satu alasan memilih sosok yang berasal dari TNI.

"Anies Baswedan menjadi sosok kandidat calon presiden 2024 teratas dalam survei ini. Disusul kemudian Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Tiga nama ini dapat dikatakan sebagai kandidat terkuat tiga besar yang dominan setidaknya sejauh ini," terang dia.

Meski mendapat suara elektabilitas dua besar tertinggi, Anies Baswedan dan Prabowo ternyata juga mendapatkan resistensi yang paling tinggi. Sementara Ganjar Pranowo menjadi capres dengan tingkat resistensi yang rendah.

Dari sisi elektabilitas parpol, PDI Perjuangan masih menjadi partai politik teratas, disusul Partai Gerindra di urutan kedua dan Partai Demokrat terlihat kompetitif di posisi tiga besar. Sedangkan Partai Golkar berada di nomor 4 dan berada di atas PKS yang elektabilitasnya berada diposisi lima.

Sementara pemilih mengambang masih besar, masih cukup waktu mengubah konfigurasi. Kemungkinan pergeseran atau perubahan perilaku memilih kandidat presiden dan partai politik masih cukup tinggi mengingat perkembangan politik masih sangat fluktuatif hari-hari ke depan.

"Lagi-lagi 'Faktor Jokowi' menjadi faktor yang krusial dalam menentukan konfigurasi sumber-sumber kepemimpinan nasional Pilpres 2024 mendatang. Meski dari data survei yang diperoleh, terjadi penguatan elektabilitas pada sosok-sosok pemimpin dan partai politik yang selama ini dianggap oposan," kata dia.

Munculnya nama-nama tokoh politik yang tinggi secara elektoral namun lemah atau bahkan kurang memiliki akses terhadap keputusan politik utama di tingkat institusi partai tentunya akan menjadi tantangan bagi kandidat-kandidat tersebut untuk mendapatkan kepastian tiket sebagai capres.

Situasi demikian, kata Bagus, diprediksi akan memunculkan dinamika politik yang cukup tajam dan kuat. Sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri untuk mengikuti perkembangan “pertarungan” dan kontestasi politik nasional ke depan.

0 comments

    Leave a Reply