Pendapatan Negara Capai Rp 1.638,7 Triliun per Agustus 2025 | IVoox Indonesia

September 27, 2025

Pendapatan Negara Capai Rp 1.638,7 Triliun per Agustus 2025

antarafoto-konferensi-pers-apbn-kita-1758533337-1
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (kedua kiri) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kedua kanan), Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri), dan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu (kanan) menyampaikan paparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (22/9/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp321,6 triliun atau 1,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Agustus 2025. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

IVOOX.id – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.638,7 triliun per 31 Agustus 2025. Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu mengatakan pendapatan negara mencatatkan kinerja baik didukung penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai, juga penerimaan negara bukan pajak (PNBP). 

 “Ada peningkatan dari sisi pencapaian terhadap outlook,” ujar Anggito dalam Konferensi Pers APBN Kita di Jakarta pada Senin (22/9/2025).

Lebih lanjut Anggito merinci realisasi penerimaan pajak bruto sebesar Rp 1.442,74 triliun, tumbuh 2,1 persen (yoy) menunjukkan kondisi ekonomi berjalan.

Sementara realisasi penerimaan pajak neto dengan pengurangan restitusi sebesar Rp 1.135,44 triliun. Pertumbuhannya ditopang oleh kinerja sektor utama antara lain ketenagalistrikan, pertambangan bijih logam, perdagangan online, perdagangan besar, pertanian tanaman, industri minyak kelapa sawit, dan perbankan.

Selain itu penerimaan pajak per jenis pajak juga meningkat ditunjukkan dengan penerimaan PPh 21, PPN DN, PPh Badan, dan PPN impor yang seluruhnya menunjukkan tren pertumbuhan.

Kemudian, penerimaan kepabeanan dan cukai juga menunjukkan tren positif dengan realisasi sebesar Rp 194,9 triliun, tumbuh 6,4 persen (yoy). Penerimaan kepabeanan dan cukai didukung penerimaan cukai sebesar Rp144 triliun dengan , bea keluar sebesar Rp 18,7 triliun didorong kenaikan harga CPO dan kebijakan ekspor konsentrat tembaga, serta bea masuk sebesar Rp 32,2 triliun kontraksi 5,1 persen (yoy) dipengaruhi kebijakan perdagangan di bidang pangan dan utilisasi Free Trade Agreement (FTA).

Selanjutnya, realisasi PNBP mencapai Rp306,8 triliun. Realisasi tersebut didukung penerimaan SDA migas sebesar Rp 65,0 triliun, SDA nonmigas sebesar Rp 75,6 triliun, PNBP lainnya sebesar Rp 91,9 triliun, dan penerimaan BLU sebesar Rp 62,5 triliun.

0 comments

    Leave a Reply