Penanganan KLB Campak di Sumenep Libatkan Lintas Sektor

IVOOX.id – Penanganan kejadian luar biasa (KLB) kasus campak yang telah menyebabkan 17 kematian di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur melibatkan lintas sektor.
"Ini kami lakukan, agar langkah yang diambil bisa berjalan efektif, sehingga dalam penanganan kasus tersebut bisa tepat sasaran," kata Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Sumenep, Ellya Fardasah di Sumenep, Sabtu (23/8/2025), dikutip dari Antara.
Karena itu, sambung dia, pihaknya tidak hanya menerjunkan tenaga medis untuk menangani kasus itu, akan tetapi juga melibatkan institusi lain di lingkungan Pemkab Sumenep.
Pendekatan kepada tokoh informal, tokoh ulama juga terus dilakukan untuk mendukung upaya mengatasi kasus yang telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa itu.
"Pendekatan kepada tokoh masyarakat, tokoh agama ini kami lakukan, karena berdasarkan hasil evaluasi yang kami lakukan, kasus campak ini mewabah, akibat lemahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam melakukan imunisasi campak," kata Ellya.
Selain itu, sambung dia, penanganan kasus campak dengan melibatkan lintas sektor itu, juga atas instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Sumenep dan melihat secara langsung penanganan pasien campak di RSUD dr H Mohammad Anwar Sumenep.
Ellya menuturkan, pasien campak yang dirawat di rumah sakit itu sebanyak delapan orang. Dua di antaranya sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Kasus campak di kabupaten paling timur di Pulau Madura, Jawa Timur ini terdata sebanyak 2.035 kasus dengan jumlah penderita meninggal dunia mencapai 17 orang, bertambah lima orang dari data sebelumnya.
Campak merupakan penyakit yang disebabkan virus campak dan menular melalui percikan ludah saat batuk atau bersin.
Penyakit ini memiliki laju reproduksi (R0) 1718, artinya satu kasus positif dapat menularkan ke 1718 orang lainnya.
Pemkab Sumenep telah menerjunkan tim khusus ke lima wilayah terdampak, dan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai jenis penyakit dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan menerapkan protokol kesehatan.
Pada 25 Agustus 2025 akan digelar vaksinasi campak rubella massal di berbagai fasilitas kesehatan di daratan dan kepulauan dengan sasaran 78.569 anak untuk mencegah penyebaran jenis penyakit itu.
"Vaksinasi masal ini akan sukses, apabila mendapat dukungan semua elemen masyarakat, termasuk para orang. Karena itu, penanganan lintas sektor kami terapkan untuk mensukseskan program ini," katanya.
Gubernur Jatim Beri Santunan Kematian
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan santunan kepada orang tua yang anaknya meninggal dunia karena kasus luar biasa (KLB) campak.
"Ada 17 orang yang kami berikan santunan dan mereka itu merupakan orang tua yang anaknya meninggal dunia karena terserang penyakit campak," katanya di sela-sela kegiatan penyerahan santunan di Pendopo Kraton Sumenep, Sabtu (23/8/2025), dikutip dari Antara.
Masing-masing orang tua itu menerima santunan sebesar Rp 10 juta.
"Mengingat KLB Campak di Sumenep masih terus terjadi, pada 25 Agustus mendatang akan dilakukan vaksinasi masal untuk mencegah perluasan KLB Campak di Sumenep," ujar gubernur.
Kasus campak di Kabupaten Sumenep ini terdata sebanyak 2.035 kasus dengan jumlah penderita meninggal dunia mencapai 17 orang.
Penyerahan bantuan kepada orang tua yang anaknya meninggal dunia tersebut bersamaan dengan penyaluran bantuan sosial berupa tali asih bagi pilar sosial, zakat produktif, pemberdayaan masyarakat desa (PMD) serta bantuan kemiskinan ekstrem dengan nilai total mencapai Rp24 miliar lebih.
Selain menyerahkan bantuan, gubernur juga memimpin langsung rapat koordinasi tentang teknik penanganan dan antisipasi penyebaran campak di Kabupaten Sumenep yang kini telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa.
Wakil Bupati Sumenep Imam Hasyim menyampaikan ucapan terima kasih atas kepedulian Pemprov Jatim kepada warga Sumenep.
"Bantuan yang disalurkan oleh Bu Kofifah tidak hanya meringankan beban masyarakat, akan tetapi juga menjadi semangat bagi kami di daerah untuk bekerja lebih giat, terutama dalam penanganan kasus campak yang hingga kini masih terjadi," katanya, dikutip dari Antara.

0 comments