Pemkab Manokwari Selatan Sepakat SDM Pertanian Harus Terus Digenjot

IVOOX.id, Manokwari Selatan - Pemerintah Kabupaten Manokwari Selatan memberi perhatian lebih kepada Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian agar terus dapat digenjot. Wakil Bupati Manokwari Selatan Wempi Welly Rengkung mengatakan, saat ini pertanian merupakan sektor utama penopang kehidupan masyarakat. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Manokwari Selatan adalah berprofesi sebagai petani.
"Kami memberi perhatian lebih kepada sektor pertanian, terutama dalam hal SDM-nya. Saat ini pertanian yang memegang peranan penting. Pertanian menjadi penopang perekonomian masyarakat," kata Wempi kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, Kamis (17/6/2021).
Menurut Wempi, salah satu hal penting yang harus ditingkatkan adalah kapasitas penyuluh dan petani. Dengan meningkatnya kapasitas mereka, maka Wempi yakin sektor pertanian akan semakin maju dan berkembang. "Produktivitas pertanian juga akan terjaga. Jadi, meningkatkan kapasitas SDM pertanian adalah hal utama. Penyuluh harus berdaya saing," katanya.
Menurut Wempi, sudah sejak lama hal ini amat dinantikannya. Sebab ia percaya, dengan berkembang dan meningkatnya SDM pertanian maka kehidupan ekonomi masyarakat akan terjaga.
"Kami butuh itu (peningkatan kapasitas SDM pertanian). Karena selama ini kami berupaya semampunya untuk mengembangkan pertanian dan kapasitas penyuluh di sini untuk membina masyarakat yang bergerak di bidang pertanian," tutur Wempi.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 49 ribu jiwa dan 57 kampung, penopang utama masyarakat di Kabupaten Manokwari Selatan adalah pertanian. "Masyarakat kami penopang utamanya pertanian. Maka diperlukan penyuluh yang andal. Sejak Covid-19 kemampuan kami sangat terbatas dalam hal pembiayaan. Namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin. Hanya ada beberapa program yang mengalami penurunan," papar Wempi.
Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, kedatangannya ke Kabupaten Manokwari Selatan untuk membangun kerja sama dalam hal membangun kapasitas SDM pertanian di daerah. Salah satunya, kata Dedi, melalui pemberdayaan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) melalui Kostratani (Komando Strategi Pembangunan Pertanian).
"BPP ini sarananya kita lengkapi, fasilitasnya kita perbaiki, kapasitas SDM penyuluh dan petaninya juga kita tingkatkan. Nanti akan ada pelatihan-pelatihan tematik baik untuk penyuluh maupun untuk petani," terang Dedi.
Dedi yakin jika pembangunan pertanian berjalan lancar, maka produktivitas pertanian juga akan melonjak. Di mata Dedi, Sumber Daya Alam (SDA) Manokwari Selatan sangat luar biasa. "Alamnya hijau semua, subur. Artinya airnya cukup dan semuanya juga cukup. Tinggal kita fokus menggarap SDM pertaniannya. Saya yakin produktivitas pertanian di Manokwari Selatan ini akan meningkat kalau kita genjot dan maksimalkan," tutur Dedi.
Dikatakannya, salah satunya juga berkaitan dengan status dan kelembagaan penyuluh yang harus diberikan jaminan. Untuk itu, Dedi meminta kepada Pemkab Manokwari Selatan untuk segera mengajukan formasi penyuluh kepada Kementerian PAN-RB. "Segera diajukan formasi penyuluh. Batas waktunya hingga Juli ini. Masih ada waktu. Kami ingin pertanian di Manokwari Selatan ini secara keseluruhan berjalan baik," tutur Dedi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa saat ini pihaknya terus mendorong pertanian yang maju, mandiri, dan modern. “Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Mentan SYL.
Mentan SYL berharap pertanian menjadi penopang utama bagi hadirnya solusi bangsa dan negara. “Bagaimana caranya produktivitas meningkat, sistem pengolahannya maju. Pertanian harus maju, mandiri, modern menggunakan riset, sains dan teknologi,” paparnya.
Menurut Mentan SYL, pertanian maju, mandiri, modern mensyaratkan adanya proses pembelajaran yang tak pernah berhenti. Dua hal penting adalah proses learning lewat sekolah dan unlearning melalui percontohan.

0 comments