Pemimpin Kesehatan Asia-Pasifik Dorong Swamedikasi yang Aman dan Bertanggung Jawab di APSMI Summit 2025 Bali

IVOOX.id – Lebih dari seratus pemimpin layanan kesehatan dari 11 negara di kawasan Asia-Pasifik berkumpul dalam ajang Asia Pacific Self-Medication Industry (APSMI) Summit 2025 di Bali untuk memperkuat kolaborasi dan mendorong penerapan swamedikasi yang aman dan berbasis bukti di seluruh wilayah. Mengusung tema “Self-care in Healthcare: From Shared Vision to Shared Action,” forum ini menyoroti pentingnya menerjemahkan visi bersama tentang swamedikasi menjadi langkah nyata dan kebijakan yang berdampak.
Swamedikasi didefinisikan sebagai tindakan individu untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, serta mengelola kondisi ringan atau kronis secara mandiri sebelum mencari layanan profesional bila diperlukan. Pendekatan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pencegahan melalui gaya hidup sehat hingga pengenalan gejala dan penggunaan produk farmasi yang aman. WHO mengakui peran penting swamedikasi dalam memperkuat sistem kesehatan dan memperluas akses menuju cakupan kesehatan universal.
Ketua APSMI sekaligus CEO PT Konimex, Rachmadi Joesoef, menegaskan bahwa APSMI menjadi garda terdepan dalam mempromosikan swamedikasi yang bertanggung jawab di kawasan. “Tantangan layanan kesehatan di wilayah kita terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu entitas saja. Itulah mengapa APSMI berdedikasi membangun jembatan antara regulator, industri, dan pakar layanan kesehatan, mengubah visi bersama menjadi tindakan kolektif,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Sabtu (11/10/2025).
Setelah keberhasilan forum serupa di sejumlah negara, tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah dengan membawa semangat baru dalam implementasi nyata. Rachmadi menambahkan, “Kami bangga membawa diskusi penting ini ke Bali yang menakjubkan, menyediakan latar inspiratif bagi para pemimpin pemikiran, pakar industri, dan pembuat kebijakan untuk berkumpul.”
Komitmen untuk memperkuat swamedikasi ini sebelumnya telah ditegaskan dalam Bangkok Joint Initiative on Self-Care of Medical Products pada 2024, yang kini dilanjutkan di Bali dengan fokus pada pelaksanaan nyata dan penguatan kerja sama antarnegara.
Salah satu pilar penting dalam agenda ini adalah Platform Self-CARER (Self Medication Collaborative ASIAN Regulatory Expert Round Table), koalisi yang menghubungkan otoritas regulasi, pakar kesehatan, dan industri. Co-Chair Self-CARER, Dr. Junko Sato, menjelaskan, “Moto kami sederhana: ‘Swamedikasi memberdayakan individu dan meringankan sistem.’ Melalui Self-CARER, visi ini benar-benar bertemu dengan tindakan. Kelompok kerja kami tengah mengembangkan kerangka berbasis bukti untuk menjadikan swamedikasi yang aman dan mudah diakses sebagai kenyataan di seluruh Asia-Pasifik.” Katanya.
Seema Sundaresan, P&G Senior Director Regulatory Affairs yang juga memimpin kelompok kerja Regulatory Streamlining, menambahkan, “Misi kami adalah memastikan konsumen memiliki akses tepat waktu terhadap solusi swamedikasi yang terjangkau, aman, dan berkualitas. Kami mendorong kolaborasi lintas negara untuk menyederhanakan regulasi tanpa mengorbankan keselamatan publik.” Ujarnya.
Sementara itu, Dr. Deepa Maharaj, pemimpin Digital Health Solutions Work Group, menyoroti peran penting teknologi dalam memperluas akses. “Dengan lebih dari 70 persen konsumen Asia-Pasifik kini melek digital, revolusi kesehatan digital adalah sekarang. Kami berfokus pada literasi kesehatan digital, e-farmasi, dan e-labeling agar konsumen dapat mengakses informasi dan produk dengan aman dan adil,” katanya.
Forum ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar, Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kementerian Kesehatan Dita Novianti Sugandi Argadiredja, serta Dr. Hiiti Sillo perwakilan WHO.
Dita Novianti menekankan pentingnya swamedikasi dalam agenda transformasi kesehatan nasional. “Kami melihat swamedikasi yang bertanggung jawab sebagai komponen penting dalam memperkuat layanan primer dan adopsi teknologi digital. Dengan meningkatkan literasi kesehatan dan memastikan ketersediaan produk yang aman dan berkualitas, masyarakat dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatannya,” katanya.
Sementara itu, Taruna Ikrar menegaskan komitmen BPOM untuk menciptakan regulasi yang adaptif terhadap inovasi tanpa mengabaikan keselamatan publik. “BPOM berkomitmen merumuskan regulasi yang seimbang antara kemajuan teknologi dan perlindungan masyarakat. Melalui kolaborasi yang baik, masa depan yang lebih sehat bagi Indonesia dan Asia-Pasifik dapat terwujud,” ujarnya.
Hasil dari APSMI Summit 2025 diharapkan mencakup peta jalan kolaborasi multisektoral, kemitraan publik-swasta, serta komitmen berkelanjutan untuk menjadikan swamedikasi sebagai pilar penting dalam sistem kesehatan universal. Melalui kerja sama yang erat antara regulator, industri, dan masyarakat, kawasan Asia-Pasifik diyakini mampu melangkah menuju masa depan yang lebih sehat dan tangguh.

0 comments