Pemerintah Tawarkan Proyek Energi ke Investor China | IVoox Indonesia

May 2, 2025

Pemerintah Tawarkan Proyek Energi ke Investor China

antarafoto-koreksi-target-bauran-energi-baru-terbarukan-2025-030824-bmz-3
Seorang pekerja berjalan di kompleks bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Balambano yang dikelola PT Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/8/2024). Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengoreksi target bauran energi baru terbarukan (EBT) yang semula sebesar 23 persen menjadi 13-14 persen di 2025 karena kendala infrastruktur pendukung EBT yang belum memadai. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

IVOOX.id – Pemerintah menawarkan proyek pengembangan di sektor energi kepada investor Tiongkok. Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam ajang The 7th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Kuta Selatan, Bali Selasa (3/9/2024). 

Menurut Bahlil Indonesia menyatakan komitmennya menjaga stabilitas investasi Tiongkok di tanah air agar tetap berjalan dengan baik. Sehingga melalui pertemuan tersebut Bahlil berharap dapat menemukan formulasi bisnis bersama Tiongkok.

"Saya tawarkan kepada teman-teman investor Tiongkok beberapa potensi yang dapat kita kembangkan bersama. Di sinilah pertemuan untuk menemukan formulasi yang tepat dalam rangka pengembangan bisnis bersama," kata Bahlil dalam siaran pers Selasa (3/9/2024)

Sektor energi kata Bahlil, memiliki peran vital dalam mendorong peningkatan perekonomian dan kemajuan teknologi antarkedua pihak.

"Kami berkomitmen memajukan tujuan bersama yang mencakup pengembangan energi berkelanjutan, inovasi teknologi, dan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Bahlil menyinggung transisi energi sebagai terobosan utama dalam mewujudkan komitmen globlal guna mencapai dekarbonisasi. Indonesia bahkan menurutnya menunjukkan sikap serius atas upaya tersebut kepada pemerintah Tiongkok.

"Kami telah mengembangkan Peta Jalan Emisi Nol Bersih atau Net Zero Emission (NZE) yang komperhensif di sektor energi," ujarnya.

Terkait hal tersebut, pemerintah Indonesia menawarkan peluang kolaborasi kepada Tiongkok. Tawaran ini atas dasar besarnya potensi sumber daya Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang dimiliki oleh Indonesia, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan (13.000 MW) dan Mamberamo, Papua (24.000 MW).

"Ini sebuah potensi yang kita tawarkan ke Tiongkok untuk bisa berkolaborasi bersama. Ini tidak mungkin kita lakukan sendiri," kata Bahlil.

Aspek lain yang menjadi fokus pemerintah di masa mendatang adalah keberadaan hilirisasi yang berorientasi green energy dan green industry.

"Kunci dari implementasi kebijakan ini adalah keberadaan listrik," kata Bahlil.

Untuk itu, berdasarkan roadmap transisi energi, pemerintah Indonesia menerapkan strategi menuju karbon netral dari sisi suplai, seperti fokus pada pembangkit listrik tenaga surya, hidro, panas bumi, dan hidrogen. Di samping itu, langkah lain yang diambil adalah penghentian pembangkit listrik batu bara secara bertahap, dan penggunaan teknologi rendah emisi, yaitu teknologi CCS/CCUS.

Sementara dari sisi demand, antara lain pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, pemanfaatan biofuel, dan penerapan manajemen energi.

0 comments

    Leave a Reply