Pemerintah Ajak Masyarakat Peduli, Pahami, dan Partisipasi Atasi Stunting | IVoox Indonesia

May 17, 2025

Pemerintah Ajak Masyarakat Peduli, Pahami, dan Partisipasi Atasi Stunting

Ketahui Cara Mencegah Stunting Sebelum dan Setelah Anak Lahir

IVOOX.id, Jakarta - Untuk menyambut bonus demografi di Indonesia pada tahun 2030, pemerintah merangkul masyarakat untuk peduli, pahami dan partisipasi atasi stunting.

Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berupaya melakukan edukasi terkait stunting, pemerintah ingin masyarakat memahami stunting secara menyeluruh.

“Kita akan sosialisasikan arti kata stunting, cara mencegahnya dan dampaknya secara sederhana kepada masyarakat. Ini penting agar masyarakat mudah memahami. Stunting ini gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis atau lama. Faktor penyebabnya banyak, beberapa diantaranya pola konsumsi dan pola asuh. Dampaknya itu, kekerdilan pada tubuh dan perkembangan otak menjadi tidak maksimal”, Jelas Widodo.

BACA JUGA: Edukasi Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Kominfo Pemerintah Tidak Ingin Bonus Demografi Sia-sia

Pada tahun 2030, diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana angkatan usia produktif akan mendominasi populasi penduduk dan menjadi penyangga perekonomian. Angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68 persen dari total populasi dan angkatan tua (65 ke atas) sekitar 9 persen.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Prof. Dr. Widodo Muktiyo, mengungkapkan adanya penurunan angka stunting di Indonesia.

“Hasil usaha selama 4 tahun terakhir mulai menunjukan dampak yang menggembirakan. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Tahun 2018, stunting mengalami penurunan sebesar 6,4%. Dari angka 37,2% (Tahun 2013) menjadi 30,8% (Tahun 2018)”, Jelas Widodo di Kantor Kominfo, Jakarta.

Widodo juga mengungkapkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang juga menunjukan trend positif.

“Tahun 2017, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 70,81 atau tumbuh 0,90 persen dibandingkan tahun 2016. Peningkatan IPM menandakan harapan untuk hidup, baik dari dimensi kesehatan, harapan hidup, sekolah, maupun hidup layak semakin panjang, ini pertanda yang baik”, Jelasnya kembali.

BACA JUGA: Kominfo: Ayo Cegah Stunting dengan Pembangunan Sanitasi dan berperilaku Hidup Sehat

Namun Widodo mengingatkan masih banyak daerah yang memiliki angka stunting, yang lebih dominan disebabkan masalah non kesehatan.

“Balita dengan stunting yang tinggi masih banyak di pedesaan, namun angkanya berbeda tipis dengan perkotaan. Hanya ada satu provinsi yang tidak mengalami Gizi Kronik atau stunting yaitu DKI Jakarta”, Ungkap Dirjen IKP.

“Menariknya, penyebab stunting, 30% masalah kesehatan, 70% masalah non kesehatan”, tambahnya.

Widodo juga mengatakan telah melakukan kampanye nasional ke wilayah dengan tingkat prevalensi yang tinggi.

 “Kominfo sesuai amanat rapat terbatas sebagai koordinator kampanye nasional, kami melakukan kampanye wilayah prioritas dengan tingkat prevalensi >30% berbasis tatap muka, kampanye radio, kampanye digital, outdoor advertisingdan media relations”, jelasnya.

Sementara itu, Kasubdit Infokom Kesehatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Marroli Indarto ditemui terpisah menjelaskan pemerintah berharap masyarakat menjadi bagian dari gerakan sosial untuk mengatasi stunting lewat gerakan sosial 3P.

“Kita juga mempunyai gerakan sosial 3P (PEDULI, PAHAMI dan PARTISIPASI). Hal ini bisa membantu mengurangi keberadaan gizi buruk. PEDULI, mulai peduli lingkungan sekitar, lihat kondisi balita di keluarga atau lingkungan sekitar. PAHAMI, carilah informasi sebanyak mungkin, melalui media apapun tentang stunting atau kekurangan gizi kronik ini. Terakhir, BERPARTISIPASI, berikan informasi yang benar pada keluarganya dan edukasi mereka”, jelasnya.

“Untuk milenial, terutama target remaja putri dan ibu muda, ada Gerakan Generasi Bersih dan Sehat (GENBEST), akun medsos melalui @genbestid dan laman www.genbest.id, sedangkan aplikasi ada “Anak Sehat” untuk promosi, edukasi dan deteksi dini stunting pada seseorang. Untuk tagar ada #SadarStunting, satu posting sudah berpartisipasi dalam pencegahan stunting”, tambahnya.

0 comments

    Leave a Reply