BPS Catat Kenaikan Tertinggi Harga Beras Sejak 2015

IVOOX.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa bulan Agustus 2023 menyaksikan kenaikan harga beras yang paling signifikan dalam delapan tahun terakhir.
Dari keterangan resmi pada 1 September 2023, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS,Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa inflasi beras tahunan mencapai 13,76 persen (year-on-year/yoy), mencatatkan level tertinggi sejak Oktober 2015.
Para pedagang beras dan pembeli merasakan dampak signifikan dari kenaikan harga beras yang mencapai level tertinggi dalam dua dekade terakhir terebut, Haikal Erawan, pemilik agen beras SR Singaparna yang berlokasi di jalan terusan Soreang Banjaran mengungkapkan, kenaikan harga beras terjadi secara bertahap.
"Harga beras di sini mulai naik sekitar awal Agustus, awalnya hanya naik 100-200 rupiah, tapi lama-lama semakin tinggi, terakhir bisa sampai 500-1000 (Rupiah). Penyebab kenaikannya karena barangnya susah, banyak petani yang mengalami gagal panen, "ujarnya kepada IVOOX , Jumat (1/9/2023).
Haikal juga menyebutkan, selain kenaikan harga, penurunan kualitas juga ia rasakan untuk mensiasati lonjakan harga yang semakin tinggi, "Kami di sini biasa menjual paling sedikit rata-rata 7 Kuintal per hari, pembeli kebanyakan untuk dijual kembali, beras mah keuntungannya dikit, per liter gak sampai 500 (rupiah), selain sekarang harganya naik, kualitasnya juga jadi turun." ucapnya.
Sumiati, salah satu pembeli beras SR Singaparna, juga berbicara tentang dampak kenaikan harga beras ini, ia mengeluhkan kenaikan harga tersebut karena beras merupakan bahan pokok, "Ya kami sebenernya ngerasa keberatan harganya naik, meskipun naiknya sedikit-sedikit tapi kalau sering mah ya kerasa juga, karena beras mah kebutuhan pokok semua orang butuh jadi harus bisa terjangkau oleh semua orang," Kata Sumiati saat ditemui di tempat yang sama.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa inflasi beras pada Agustus 2023 mencapai 13,76 persen (year-on-year/yoy), yang merupakan angka paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir, Pudji Ismartini juga menjelaskan, kenaikan harga tersebut didasari dari permintaan yang melebihi paskan yang ada dampak gagal panen.
"Lonjakan harga beras dapat ditelusuri kembali ke kenaikan harga gabah di tingkat petani. Menurut data BPS, pada bulan Agustus 2023, harga gabah kering panen (GKP) mengalami peningkatan sebesar 3,62 persen (mtm) dan meningkat sebesar 11,88 persen (yoy).
Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebesar 5,82 persen (mtm) dan 23,03 persen (yoy). Kenaikan harga gabah dan beras terjadi karena permintaan yang melebihi pasokan yang tersedia," ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/9/2023).
Sementara itu, jumlah produksi beras saat ini sedang mengalami penurunan karena telah melewati masa panen pada bulan Juli 2023.
Menurut dia, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa luas panen padi pada bulan Agustus 2023 akan mengalami penurunan sebesar 1,55 persen jika dibandingkan dengan bulan Juli 2023, dan produksi padi diprediksi akan turun sebesar 4,01 persen.
Selain itu, BPS mencatat bahwa harga beras di penggilingan pada bulan Agustus 2023 mengalami kenaikan sebesar 2,59 persen (month-to-month) dan meningkat sebanyak 20,27 persen (year-on-year).
Harga beras grosir juga mengalami peningkatan sebesar 1,02 persen (month-to-month) dan naik 16,24 persen (year-on-year) pada bulan Agustus 2023, sementara harga beras eceran juga mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen (month-to-month) dan meningkat sebesar 13,76 persen (year-on-year).

0 comments