Pemadaman Glodok Plaza Dinyatakan Selesai, Pemprov Jakarta Pantau Penanganan Korban Kebakaran | IVoox Indonesia

May 8, 2025

Pemadaman Glodok Plaza Dinyatakan Selesai, Pemprov Jakarta Pantau Penanganan Korban Kebakaran

antarafoto-perkembangan-kasus-kebakaran-glodok-plaza-1737104042
Sejumlah petugas Damkar berjalan di halaman Gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta, Jumat (17/1/2025). Berdasarkan data dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat hingga Jumat (17/1), enam korban tewas telah dievakuasi dari kebakaran di Gedung Glodok Plaza tersebut dan total orang yang dilaporkan hilang akibat insiden itu mencapai 14 orang. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

IVOOX.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memantau penanganan korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat. Proses penanganan pemadaman kebakaran yang terjadi sejak Rabu (15/1/2025) dinyatakan selesai pada Jumat (17/1/2025) sore.

“Secara khusus, kami akan cermati lagi. Kami sejak jam 9.25 waktu kebakaran, sudah terus komunikasi, baik dengan Gulkarmat, dengan Wali Kota Jakarta Barat, dengan Satpol PP, dan semua jajaran. Kami ikuti terus (perkembangannya),” kata Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi saat dijumpai di daerah Jakarta Utara, Jumat (17/1/2025) malam, dikutip dari Antara.

Teguh pun memastikan, pihaknya akan memberikan perhatian serius terhadap kejadian tersebut.

Terpisah, Proses pemadaman kebakaran di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, dinyatakan selesai pada Jumat (17/1/2025) sore.

"Jadi kalau dari pemadaman kebakaran itu proses pemadamannya sudah kita nyatakan selesai," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepada Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi Gunawan kepada wartawan di lokasi pada Jumat (17/1/2025), dikutip dari Antara.

Namun demikian, kata Satriadi, proses pencarian para korban atau jenazah masih akan terus dilakukan.

"Kami sedang melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian. Kemudian juga dengan pengelola atau pemiliknya," katanya.

Karena, menurut dia, konstruksi bangunannya sudah tidak lagi memungkinkan kita untuk mengevakuasi. "Jadi mungkin perlu ada penanganan khusus," tutur Satriadi.

Puing-puing kebakaran yang tersisa perlu dirapikan terlebih dahulu sehingga proses pengiriman korban kebakaran bisa efektif.

"Harus kita rapikan dulu. Kita benahi dulu potongan besi-besinya. Nah itu perlu waktu yang lama. Karena kita kan juga harus 'safety' untuk mencari korban," ungkap Satriadi.

Hingga kini, terdapat tujuh jenazah yang sudah berhasil dievakuasi menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sementara itu, 14 orang dilaporkan hilang dalam kebakaran tersebut, yakni Ade Aryati (29), Sinta Amelia (20), Aldrinas (29), Aulia Belinda (28), Odima Yukari (25) dan Deri Saiki (25).

Selain itu Indira Seviana Bela (25), Keren Shalom J (21), Intan Mutiara (26), Desty dan Zukhi Radja (42), Chika Adinda Yustin (26), Muljadi (56) dan Dian Cahyadi (38).

Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2025). ANTARA/Risky Syukur

Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2025). ANTARA/Risky Syukur

Kisah Keluarga Mencari Kepastian Korban Kebakaran

Kisah pilu datang dari keluarga salah seorang korban kebakaran Glodok Plaza, yang masuk dalam daftar orang hilang bernama Oshima Yukari.

Sang ayah bernama Edi Sunarsono (68 tahun) asal Kendal, Jawa Tengah, ini langsung terbang ke Jakarta bersama istrinya Jumat pagi usai mendengar kabar dari saudaranya pada Kamis (16/1/2025) sore.

"Buleknya dari di Yogyakarta, dulu anaknya buleknya sama di apartemen Jakarta sini, cuma.bukan pramugari. Kebetulan pas pulang ngebelnya (nelpon) ke buleknya baru ngabarin ke saya," kata Edi, dikutip dari Antara, Jumat (17/1/2025).

Edi mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ia mengaku kaget saat melihat dan mendapatkan kabar kalau ada kebakaran terjadi di Glodok Plaza. Ia langsung pergi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan kebenarannya. Namun banyak jenazah yang belum bisa dikenali.

Oshima Yukari yang masih aktif sebagai pramugari ini terakhir mengabarkan kalau dirinya mau datang ke undangan teman pramugarinya yang berulang tahun.

Komunikasi terakhir antara Edi dengan sang putrinya di pergantian tahun pada Rabu (1/2/2024) saat mau mengisi acara di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

"Kemarin tanggal 1 Januari. Kami di Kabupaten Kendal selaku Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah," katanya.

Kebetulan dan Kabupaten Kendal mengutusnya untuk mengisi di anjungan TMII. "Nah itu saya di sini datang, temui saya di situ. Terakhir kami ketemu di situ, di anjungan Taman Mini itu," katanya.

Kedatangan Edi ke Pos DVI Ante Mortem RS Polri Kramat Jati ini untuk memberikan laporan, data dan melakukan tes DNA.

Edi berharap, usai tes DNA ini sang putri menjadi salah satu korban meninggal dunia sehingga bisa langsung dicocokkan melalui DNA yang ada dan bisa dibawa pulang ke kampung halaman.

"Ini karena banyak yang tidak bisa dikenali, otomatis kan tes DNA, harapan saya clear cocok dengan DNA anak saya, saya ingin segera," katanya.

Di sisi lain, Edi juga masih mengharapkan adanya mukjizat berupa kabar anaknya yang hanya luka-luka saja sehingga bisa dirawat.

Edi mengungkapkan pramugari teman-teman Oshima Yukari juga turut menenangkan keluarga dan berharap masih ada kabar baik.

"Dari teman-teman pramugari semua, pokoknya 'Pak tenang, nanti kami mau ke Kendal semua, teman-teman pramugari'," katanya.

Edi mengaku, firasat terakhir saat dirinya tiba-tiba berkeinginan mengunggah sebuah foto sang anak. Namun tiga hari setelahnya firasatnya lemas, bahkan untuk beraktivitas pun tidak enak.

Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Hery Wijatmoko pada Jumat siang menyebutkan, pihaknya sudah ada delapan laporan kehilangan dari keluarga korban kebakaran Glodok Plaza.

"Masuk laporan ada delapan. Jadi ada delapan keluarga yang sudah melaporkan ke posko orang hilang Posko Ante Mortem," kata Hery di Pos DVI Ante Mortem Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur, dikutip dari Antara, Jumat (17/1/2025).

Hery menyebutkan, pelapor yang datang beragam, dari pihak keluarga, kerabat jauh dan pihak yang memiliki hubungan dengan korban.

Selain itu, dari delapan laporan yang masuk sudah ada dua keluarga yang diambil sampel DNA-nya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk proses identifikasi para korban, dibutuhkan lebih banyak data tambahan untuk memperkuat hasil pemeriksaan.

"Kami akan mengumpulkan data antemortem sebanyak-banyaknya berdasarkan laporan," kata Hery.

Hery menyebut semakin banyak data yang masuk, maka semakin memudahkan proses pencocokan data dengan jenazah korban yang sudah ada di RS Polri.

"Sehingga kami bisa segera mencocokkan hasil temuan antemortem tadi dengan data postmortem yang saat ini sedang kita lakukan pemeriksaan di kamar jenazah," ujar Hery.

Selain itu, Hery berharap keluarga yang hadir langsung dari pihak keluarga inti seperti orang tua atau anak. Sehingga pengambilan sampel untuk pemeriksaan DNA dari korban bisa lebih mudah.

Lalu, Hery menyebut data pendukung dari teman, kerabat dekat, atau cerita pendukung bisa menjadi data tambahan pihak RS Polri.

"Kemudian kita juga perlu dukungan data-data misalnya dari temannya juga bisa. Misalkan pada waktu kejadian temannya keluar (dari peristiwa kebakaran) nah dia enggak keluar maka itu bisa menjadi tambahan data untuk memastikan," jelas Hery.

"Bisa jadi satu korban dilaporkan oleh dua orang bisa, kita pilah nanti. Dan itu memperkaya informasi. Misalnya pada waktu itu dia pernah operasi di RS mana, nah itu data juga bisa didapatkan, bisa bagus juga membantu," ucap Hery.

Menurut Hery, ada tiga kriteria korban yakni memungkinkan, sangat yakin, dan pasti yakin. Sehingga pihaknya terus menerima laporan sebanyak-banyaknya untuk memperkuat data yang ada.

Adapun pihak RS Polri juga bisa mengambil sampel lain misalnya baju-baju korban yang belum dicuci, topi, kaos kaki, dan lain sebagainya.

0 comments

    Leave a Reply