Pelatih Harus Dampingi Atlet Boccia Hingga 24 Jam
IVOOX.id, Solo - Salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan di Asian Para Games 2018 adalah boccia. Meski cabor ini masih terdengar asing bagi penggemar olah raga di tanah air, boccia bertekad meraih medali pada gelaran pesta olahraga se-Asia penyandang disabilitas di Jakarta pada 6 - 13 Oktober mendatang. Saat ini sejumlah atlet boccia fokus berlatih di Solo, Jawa Tengah.
Hal yang menarik dari latihan boccia adalah sang pelatih harus mendampingi atletnya secara terus-menerus selama 24 jam, selain terutama pada saat berlatih.
Pelatih tim Boccia Indonesia, Andrian Martgatha Kasih menjelaskan, adanya semacam kerja tambahan bagi pelatih karena atlet boccia rata-rata penyandang cacat cerebral palsy alias gangguan otot dan gerak tubuh.
Dia mencontohkan, Andi dan Awang. keduanya ini adalah penyandang cacat cerebral palsy alias gangguan otot dan gerak tubuh. Andi tak bisa berbicara alias bisu, sedangkan Awang memiliki keterbatasan bergerak. “Faktor ini yang membuat pelatih harus terus mendampingi meraka selama 24 jama. Andi, misalnya, dia tidak bisa berbicara, kalau tidak ada pendamping, tentu akan sulit mengarahkan komunikasinya,” ujar Andrian di Solo, kemarin.
Boccia adalah olah raga melempar bola, teknis gerakan melempar bola ke arah target, ini membutuhkan akurasi ketepatan dan daya dorong kekuatan otot kesabaran atlet boccia.
Cabor ini akan dipertandingkan di Asian Paragames 2018, setelah sebelumnya juga termasuk dalam, cabor yang dipertandingkan pada Asian Para Games pertama tahun 2010 di Guangzhou. Ada dua jenis bentuk pertandingan boccia yakni kelompok dan perorangan. (luthfi ardi)
0 comments