Pefindo Catat Penerbitan EBUS Korporasi Rp 60,1 Triliun di Semester I/2024, Terbesar Sektor Lembaga Pembiayaan | IVoox Indonesia

April 30, 2025

Pefindo Catat Penerbitan EBUS Korporasi Rp 60,1 Triliun di Semester I/2024, Terbesar Sektor Lembaga Pembiayaan

WhatsApp-Image-2024-07-09-at-16 13 42
Tangkapan layar Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran dalam Media Forum di Jakarta, Selasa (09/07/2024). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)

IVOOX.id – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) korporasi mencapai Rp 60,1 triliun selama semester I-2024, yang diterbitkan oleh 34 emiten.

Mengutip Antara, Selasa (9/7/2024), Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran mengatakan penerbitan EBUS didominasi oleh sektor lembaga pembiayaan dengan persentase sebesar 39%, diikuti oleh sektor perbankan 9%, dan sektor pertambangan 7%.

Kemudian, sektor telekomunikasi 5 persen, diikuti oleh sektor properti 2 persen, serta sektor lainnya sebesar 38 persen.

Terkait tujuan penggunaan dana hasil penerbitan, Ia menjelaskan di antaranya untuk modal kerja sebesar 63%, untuk refinancing sebesar 24,8%, untuk investasi sebesar 6,2%, serta untuk lain- lain sebesar 5,9%.

Dari sisi komposisi, nilai penerbitan EBUS pada semester I-2024 oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan entitasnya senilai Rp 19,1 triliun, sedangkan diterbitkan oleh perusahaan swasta senilai Rp 42,2 triliun.

Dari sisi tenor, persentase sebesar 38% penerbitan EBUS dengan tenor 1 tahun, sebesar 31,1% dengan tenor 3 tahun, sebesar 23,1% dengan tenor 5 tahun.

Kemudian, sebesar 2,6% dengan tenor 7 tahun, sebesar 0,8% dengan tenor 10 tahun, serta sebesar 4,4% dengan tenor yang lainnya.

Dari sisi outstanding (nilai yang masih tercatat dan diperdagangkan), Irmawati mengungkapkan outstanding EBUS korporasi tercatat senilai Rp 484,8 triliun pada semester I-2024, yang dikontribusikan oleh sebanyak 156 emiten (perusahaan tercatat).

Dari sisi sektor, nilai outstanding EBUS korporasi didominasi dari sektor lembaga pembiayaan dengan persentase sebesar 26,3%, diikuti oleh sektor perbankan sebesar 14,5%, dan sektor pulp and paper sebesar 11,4%.

Kemudian, dari sektor konstruksi sebesar 7,6%, diikuti sektor pertambangan sebesar 6,2%, sektor listrik dan energi sebesar 5,6%, perusahaan induk sebesar 5,5%, serta sektor lainnya sebesar 22,9%.

0 comments

    Leave a Reply