PDB Indonesia Terus Meningkat di Bawah Pemerintahan Jokowi | IVoox Indonesia

May 22, 2025

PDB Indonesia Terus Meningkat di Bawah Pemerintahan Jokowi

PDB-Indonesia-Terus-Meningkat-di-Bawah-Pemerintahan-Jokowi-doc.pdb-ivoox.id_-1

IVOOX.id, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hampir menyelesaikan masa tugasnya di pemerintahan. Tidak ditampik, dalam kepemimpinannya, banyak perubahan positif yang dilakukan, salah satunya dalam aspek perekonomian. Hal itu bisa dilihat dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) di 2014 hingga sekarang ini.


Sejak dilantik sebagai orang nomor satu di Indonesia atau tepatnya pada 20 Oktober 2014, Jokowi memang cukup fokus terhadap perekonomian. Pembangunan infrastruktur yang masif menjadi di antara agenda utamanya termasuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah di Indonesia. Harapannya, tercipta keberlanjutan pertumbuhan di masa mendatang.


Dampak pembangunan ekonomi terlihat dalam beberapa indikator perekonomian, baik tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, gini ratio, hingga PDB Indonesia. Terkait dengan PDB, terpantau terus meningkat seiring dengan sejumlah kebijakan yang masif diluncurkan oleh Pemerintahan Jokowi.


Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), yang dihimpun Medcom.id, Sabtu, 13 April 2019, tercatat perekonomian Indonesia di 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp10.542,7 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp41,8 juta.


Kemudian, perekonomian Indonesia di 2015 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp11.540,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp45,2 juta. Sedangkan ekonomi Indonesia di 2016 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp12.406,8 triliun dengan PDB per kapita mencapai Rp47,96 juta.


Lalu, perekonomian Indonesia di 2017 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp13.588,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp51,89 juta atau USD3.876,8. Sementara itu, ekonomi Indonesia di 2018 yang diukur berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp14.837,4 triliun dengan PDB per kapita mencapai Rp56,0 juta.


Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyampaikan salah satu keberhasilan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang tidak bisa dipungkiri yakni terciptanya stabilitas ekonomi nasional.


Di sisi makro, dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi berlangsung secara berkesinambungan pada kisaran lima persen meskipun tidak setinggi janji kampanye yang juga tertuang dalam Rancangan Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJMN) tujuh persen.


Selain itu, Faisal menilai, inflasi dan suku bunga terkendali. Dia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, momen Idulfitri dirayakan tanpa dihantui lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok. Inflasi selama hampir lima tahun terakhir rata-rata hanya 3,1 persen atau tidak sampai separuh dari rata-rata lima tahun sebelumnya.


"Dan inflasi saat ini jauh lebih rendah dalam dua dekade terakhir," kata Faisal.


Di sisi lain, Calon Wakil Presiden Pasangan Nomor Urut 02 Sandiaga Uno mengatakan Indonesia saat ini masuk dalam jebakan pertumbuhan ekonomi sehingga sulit naik dari angka 5,0 persen. Sandiaga menilai persoalan ini akan diangkatnya pada Debat Pilpres yang terakhir yang dijadwalkan pada Sabtu, 13 April.


"Seperti yang selalu saya sampaikan, ini adalah referendum ekonomi. Saya ingin membacakan beberapa isi penting (di debat), kita sekarang masuk ke jebakan pertumbuhan yang cuma 5,0 persen. Padahal janjinya empat tahun yang lalu bisa mencapai 7,0 persen lebih," kata dia.


Sandiaga menjanjikan di bawah Pemerintahan Prabowo-Sandi, Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi lebih baik dalam dua tahun. Namun, dia melanjutkan dengan syarat dilakukan revitalisasi di beberapa sektor pertanian dan energi karena negara ini juga ingin swasembada pangan dan energi.


Selain itu juga menyediakan industri manufaktur karena selama ini pemerintah membangun infrastruktur tapi lupa maksimal membangun sektor manufaktur. Kemudian, dia menilai, sektor lain yang perlu digarap, yakni sektor perumahan karena memiliki dampak positif ke banyak sektor seperti penciptaan lapangan kerja.

0 comments

    Leave a Reply