PDAM Semarang Minta Warga Tak Termakan Isu Tak benar Soal Pasokan Air Terkait Penemuan Mayat di Reservoir

IVOOX.id – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang, Jawa Tengah, meminta masyarakat, khususnya pelanggan untuk tidak termakan isu di media sosial yang tidak benar terkait pasokan air bersih menyusul adanya temuan mayat di Reservoir Siranda.
Direktur Utama PDAM Kota Semarang Yudi Indardo menegaskan bahwa Reservoir Siranda tidak difungsikan saat terjadi kasus itu.
Sejak Maret 2025, kata dia, Reservoir Siranda tidak digunakan lagi dan hanya difungsikan sebagai "back up" atau cadangan jika terjadi kejadian luar biasa dalam sistem pendistribusian air bersih PDAM Kota Semarang.
Ia menjelaskan pada 5 Juli 2025 Reservoir Siranda sempat dipakai karena PDAM Kota Semarang melakukan perbaikan utama, yakni pemasangan pipa meter besar di Semarang Barat.
"Itu pun hanya (dipakai) tujuh sampai delapan jam, dan setelah selesai, kami berhentikan. Kejadian (penemuan mayat) itu kan setelah tanggal 5 Juli ya," kata Yudi di Semarang, Jumat (22/8/2025), dikutip dari Antara.
Keluarga korban bernama Dion Kusuma Pratama (21 tahun) melaporkan kehilangan anggota keluarga pada tanggal 30 Juli 2025, dan mayat korban ditemukan di Reservoir Siranda pada 16 Agustus 2025.
Meski sudah tidak difungsikan, kata dia, petugas PDAM tetap melakukan pengecekan di Reservoir Siranda setiap hari, tetapi hanya sebatas pada bagian luar.
"Tapi pada saat nanti (Reservoir Siranda) mau difungsikan sebagai back up baru nanti ada tim yang untuk mengondisikan. Seperti pada saat 5 Juli lalu, itu saja terakhir," katanya.
Sedangkan Reservoir Siranda tetap diisi air meski tidak penuh sesuai kapasitas normalnya 3.750 meter kubik untuk menjaga agar bangunan peninggalan Belanda pada 1912 itu tidak rusak.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jateng Kombes (Pol) Artanto membenarkan bahwa rentang waktu kejadian penemuan mayat dengan penggunaan reservoir tersebut cukup lama.
Kepolisian menerima laporan kehilangan dari pihak keluarga pada 30 Juli 2025, dan menemukan petunjuk dari rekaman kamera CCTV yang berasal dari tanggal yang sama saat korban dilaporkan hilang oleh keluarganya.
Dari CCTV sekitar terlihat pada awalnya korban berboncengan motor tiga orang. Korban turun, kemudian dua orang yang berboncengan beranjak pergi.
"Korban kemudian terlihat memanjat tembok pagar warga, namun tidak berhasil. Kemudian berjalan ke arah reservoir dan hilang dari monitor CCTV," kata Artanto, dikutip dari Antara.
Saat ditelusuri, polisi menemukan korban di dalam reservoir, dan sampai saat ini masih mendalami kematian korban dengan meminta keterangan delapan orang saksi, serta mengautopsi jenazah.
"Saat ini kami masih menunggu hasil autopsi. Tentunya ini menjadi bahan penyelidikan bagi penyidik untuk mengungkap bagaimana penyebab yang bersangkutan bisa meninggal dunia atau bisa masuk ke dalam reservoir ini," katanya.

0 comments