PBNU Minta Dunia Internasional Desak Israel Akhiri Agresi Militer di Palestina | IVoox Indonesia

April 30, 2025

PBNU Minta Dunia Internasional Desak Israel Akhiri Agresi Militer di Palestina

Ketua Umum PBNU, Gus Yahya bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun di kantor PBNU Jakarta Pusat Senin (5/8/2024). IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, mendesak dunia internasional untuk menekan Israel agar mengakhiri agresi militer di Palestina. Desakan ini disampaikan dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).

Zuhair Al-Shun mengungkapkan bahwa rakyat Palestina saat ini tengah mengalami penderitaan yang luar biasa akibat agresi militer Israel. Ia meminta perhatian dunia untuk menghentikan tindakan tersebut, khususnya mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar menghentikan agresi dan invasi demi ambisinya.

"Palestina meminta perhatian dunia terhadap situasi yang sedang berlangsung,” ujar Al-Shun. Ia menambahkan bahwa Israel hingga kini belum menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk perdamaian.

“Kami siap untuk perdamaian; Presiden Mahmud Abbas telah jelas menyatakannya sampai sekarang dan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini," katanya.

Al-Shun menekankan pentingnya peran kekuasaan internasional dalam mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina yang memiliki hak untuk hidup dengan damai.

"Banyak yang mungkin sulit percaya mengenai pengeboman dan genosida jika hanya mengikuti media, namun jika melihat di lapangan, itu benar-benar terjadi,” jelasnya.

Ia juga menyatakan bahwa Benjamin Netanyahu tampaknya ingin menciptakan atmosfer ketegangan dan ancaman teritorial.

"Netanyahu dari Israel tampaknya ingin menciptakan atmosfer ketegangan dan ancaman teritorial," katanya.

Al-Shun kembali menegaskan bahwa meskipun kekuatan dunia internasional semakin terlihat, pemimpin politik dari negara-negara yang setia kepada Israel, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya, belum menunjukkan tindakan yang berarti.

"Apa akhir dari semua ini, dan siapa yang akan menjadi pihak yang kalah? Tanah Palestina untuk perdamaian," katanya. "Ini adalah ketidakadilan. Jika ada keadilan, seharusnya tidak perlu ada pendudukan. Saya yakin tidak ada yang ingin rumahnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Itulah yang terjadi di Palestina," ujarnya.

KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa PBNU masih percaya pada sistem peradilan internasional yang relatif memiliki penyelesaian atas kejadian-kejadian secara global.

"Kami percaya kepada sistem internasional karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dari dinamika global saat ini," ujarnya.

Pertemuan ini menjadi upaya PBNU untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mendorong perdamaian melalui jalur diplomasi internasional.

0 comments

    Leave a Reply