Pasca Akuisisi Narindo, Pendapatan 2017 Kioson Ditargetkan Rp500 Miliar

iVOOXid, Jakarta – Pendapatan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) ditargetkan sebesar Rp500 miliar hingga akhir 2017. Jika terealisasi, maka pendapatan perusahaan start-up pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut melonjak hingga 1.900% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang pendapatannya hanya sekitar Rp25 miliar.
Lonjakan pendapatan hingga hampir 20 kali lipat tersebut dimungkinkan setelah perusahaan start-up tersebut telah resmi mengkuisisi PT Narindo Solusi Komunikasi (Narindo), yaitu sebuah perusahaan agregator e-voucher dan layanan digital lainnya.
“Akuisisi ini akan mensinergikan Kioson dan Narindo dengan dukungan kekuatan masing-masing. Kioson punya jaringan distribusi lebih dari 19.000 mitra di seluruh Indonesia, sementara Narindo adalah penyedia e-voucher terlengkap di Indonesia,†papar Jasin Halim, Direktur Utama KIOS, di Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Jasin mengemukakan, akuisisi itu juga memiliki peran strategis di dalam memperkuas infrastruktur Kioson di daerah-daerah melalui aset-aset milik Narindo. Pasalnya, posisi Narindo yang berbisnis sebagai penyedia e-voucher akan membuat Kioson dapat menjalankan bisnis dari hulu hingga ke hilir.
“Buat Narindo, akusisi ini akan membantu mereka mendistribusikan berbagai layanan digital yang tersedia. Hal itu juga akan membantu Kioson untuk memperluas bisnis start-up ini kedepan,†tukas Jasin.
Disamping menguntungkan kedua belah pihak, pastinya akuisisi tersebut akan membantu para mitra kios usaha mikro di berbagai ibukota kabupaten di Indonesia di dalam memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada para pelanggannya.
Jasin menuturkan, Kioson akan terus membantu memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasokan layanan yang baik akan membantu Kioson mendorong inklusi digital di berbagai kota kabupaten di Indonesia.
“Dengan menjalankan platform Online-to-Offline (O2O), Kioson berperan sebagai jembatan antara underserved market dengan layanan digital, sehingga bisa mendorong pertumbuhan jumlah masyarakat yang berbelanja secara online,†pungkas Jasin.
Menurut data Kementerian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia, total pengguna internet di Indonesia pada 2015 tercatat sebanyak 93,4 juta orang. Akan tetapi, baru sekitar 8,7 juta orang yang aktif memanfaatkan jaringan belanja secara online.[abr]

0 comments