Pasar Tunggu Kejelasan Perdagangan AS-China, Dolar Nyaris Stagnan

IVOOX.id, New York - Saat investor menunggu perkembangan terbaru negosiasi perdagangan AS-China yang selama 17 bulan terlibat perang dadang, kurs dolar AS sedikit turun berubah terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Senin atau Selasa (10/12) dinihari WIB, tertekan pound yang sedikit menanjak menjelang pemilu di Inggris pekan ini.
Sementara, lemahnya data ekspor China pada November menekan selera risiko pada Senin pasar dan kurangnya kejelasan tentang apakah Washington akan mengenakan kenaikan tarif AS atas barang-barang China pada 15 Desember jika kedua negara tidak dapat menyetujui kesepakatan perdagangan terbatas, membuat investor tidak memasang taruhan terarah yang besar.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,04 persen. Terhadap mata uang safe-haven franc Swiss, yang cenderung menarik investor selama masa-masa tekanan geopolitik atau finansial, dolar 0,21 persen lebih rendah.
Ekspor China pada November menyusut untuk bulan keempat berturut-turut, menggarisbawahi tekanan terus-menerus terhadap produsen dari perang dagang China-AS.
Batas waktu 15 Desember untuk gelombang tarif AS berikutnya pada barang-barang China memberi perhatian pada pasar global, mendukung dolar AS terhadap mata uang yang sangat sensitif terhadap perang perdagangan seperti dolar Australia dan Selandia Baru.
Dolar Aussie turun 0,10 persen, sementara kiwi (dolar Selandia Baru) melemah 0,14 persen. Sementara terhadap yuan China di pasar luar negeri, dolar menguat 0,17 persen.
Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan pada Jumat (6/12) bahwa batas waktu 15 Desember masih di tempat untuk memaksakan putaran baru tarif AS pada barang-barang konsumen China, tetapi Presiden Donald Trump suka di mana pembicaraan perdagangan dengan China akan berlangsung.
Pada Senin (9/12), China mengatakan bahwa mereka berharap untuk membuat kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat sesegera mungkin.
Para investor juga akan mengawasi bank sentral jelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed) AS dan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini, meskipun keduanya diperkirakan akan membiarkan kebijakan moneter tidak berubah.
"Tidak seperti biasanya, risiko peristiwa utama bukanlah pertemuan bank sentral yang akan diadakan minggu ini atau pertemuan penting," kata Kepala Ahli Strategi Valas Scotiabank, Shaun Osborne, di Toronto, dalam sebuah catatan.
"Sebaliknya, pemilihan umum Inggris dan potensi kenaikan tarif AS selama akhir pekan depan cenderung mempengaruhi sentimen pasar lebih signifikan daripada yang lain," kata Osborne.(Antara)

0 comments