Pasar Obligasi Terhibur Gedung Putih yang Bantah Perang Dagang

IVOOX.id, Jakarta - Kembali menguatnya laju rupiah memberikan imbas positif pada pergerakan pasar obligasi dalam negeri. Penurunan imbal hasil obligasi dalam negeri mulai terlihat meski juga terdapat kenaikan pada sejumlah seri terutama untuk tenor panjang.
"Di sisi lain, meningkatnya permintaan akan lelang SBSN yang diikuti masih adanya imbas penurunan imbal hasil obligasi AS sebelumnya turut memberikan sentimen positif," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas di Jakarta, Minggu (8/4/2018).
Kembali bertahannya aksi beli membuat pergerakan pasar obligasi masih mengalami kenaikan. "Di sisi lain, harapan akan meredanya potensi perang dagang AS-Tiongkok setelah adanya komentar pejabat Gedung Putih bahwa tidak ada maksud untuk menciptakan perang dagang di antara keduanya melainkan untuk mengurangi defisit perdagangan AS, memberikan sentimen positif pada pergerakan pasar obligasi," papar dia.
Tidak bergemingnya laju rupiah pada perdagangan di akhir pekan meskipun diiringi dengan pergerakan dolar AS yang kembali mengalami penurunan seiring dengan munculnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang akan mengganggu perekonomian AS, membuat laju pasar obligasi dalam negeri kembali melemah.
Di pekan kemarin, secara mingguan pergerakan imbal hasil cenderung turun. Pergerakan yield untuk masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami kenaikan imbal hasil 3,81 bps; tenor menengah (5-7 tahun) turun 14,85 bps; dan panjang (8-30 tahun) turun 4,53 bps.
Pada obligasi korporasi, masih cenderung bergerak variatif. Imbal hasil obligasi dengan dengan rating AAA yang di pekan sebelumnya di kisaran 8,60%-8,65% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemarin bergerak di 8,25%-8,35%.
Pada rating AA, di level di level 8,98%-9,00% dari sebelumnya 9,05%-9,07%; rating A naik tipis di kisaran 10,00%-10,07% dari sebelumnya 10,24%-10,34%; dan pada rating BBB dirilis di 12,92%-12,96% dari sebelumnya 12,96%-12,98%.
"Dari sisi makroekonomi, laju pasar obligasi banyak dipengaruhi kondisi eksternal," imbuhnya. (jaw)

0 comments