April 28, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pasar Ketar-ketir OPEC Bakal Tingkatkan Produksi, Minyak Anjlok

IVOOX.id, New York - Harga minyak jatuh lebih dari satu persen, Kamis, dengan meningkatnya ekspektasi OPEC bisa mengakhiri kesepakatan output yang dimulai sejak awal 2017, karena kekhawatiran pasokan dari Venezuela dan Iran.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), untuk kontrak pengiriman Juli, anjlok 1,5 persen menjadi USD70,71 per barel, demikian laporan Reuters dan Investing, di New York, Kamis (24/5) atau Jumat (25/5) dini hari WIB.

Sementara, di Intercontinental Exchange, London, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot 0,93 persen menjadi USD79,06 per barel.

Organisasi Negara Eksportir Minyak bisa memutuskan pada pertemuan Juni untuk meningkatkanoutput guna menutupi berkurangnya pasokan dari Venezuela dan Iran, sebagian karena keputusan Amerika untuk menarik diri dari kesepakatan pengendalian senjata nuklir Iran, tutur sumber OPEC dan industri perminyakan.

Menteri Energi Rusia, Alexander Novak mengatakan, pemangkasan produksi bisa dikurangi "dengan lembut" jika negara-negara OPEC dan non- OPEC melihat keseimbangan pasar minyak, Juni, menurut kantor berita Interfax.

Rusia dan Arab Saudi memiliki posisi yang sama pada kesepakatan pengurangan produksi minyak, ucap Novak, meski dia mengatakan kesepakatan itu akan tetap berlaku untuk saat ini. Lukoil Rusia mengatakan kesepakatan tersebut harus tetap dilakukan, tetapi perlu diubah.

"Langkah untuk menambah lebih banyak minyak di pasar oleh Arab Saudi dan Rusia akan sangat bearish bagi harga," papar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, New York.

Produksi Venezuela turun menjadi sekitar 1,4 juta barel per hari, menurut sumber sekunder OPEC , ketika krisis ekonomi semakin menjadi dan BUMN minyak negara itu, PDVSA, berjuang untuk membayar utang dan mendanai operasional.

Kekhawatiran pasokan mendorong Brent dan WTI ke level tertinggi multi-tahun, dengan Brent menembus USD80 minggu lalu untuk pertama kalinya sejak November 2014.

OPEC dan beberapa negara produsen minyak non- OPEC , yang dijadwalkan bertemu di Wina bulan depan, sebelumnya setuju untuk membatasi output sekitar 1,8 juta barel per hari untuk mendongkrak harga dan mengatasi kelebihan pasokan.

Cadangan global menurun secara luas, bahkan ketika produksi minyak mentah Amerika tetap kuat. Februari, Amerika Serikat menghasilkan 10,3 juta bph, sebuah rekor.

Kamis, Presiden Donald Trump membatalkan pertemuan puncak yang direncanakan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengenai pengembangan nuklir negara itu.

Pernyataan Trump seharusnya negatif untuk harga minyak, tetapi komentar itu mendorong indeks dolar turun, mendukung minyak mentah berjangka, kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Pelemahan dolar membuat komoditas yang dihargakan dalam greenback itu menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Dolar turun lebih dari 0,2 persen terhadap sekeranjang mata uang.

0 comments

    Leave a Reply