Pantau Pergerakan Harga Ikan Jelang Lebaran, KKP Sebut Ikan Nila Hingga Gurame Favorit di Pulau Jawa | iVoox Indonesia

March 18, 2025

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Pantau Pergerakan Harga Ikan Jelang Lebaran, KKP Sebut Ikan Nila Hingga Gurame Favorit di Pulau Jawa

IVOOX.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memantau pergerakan harga ikan menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025. Sejumlah daerah mengalami fluktuasi harga, namun KKP memastikan stok ikan nasional tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode tersebut.  

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo, mengatakan bahwa produksi ikan nasional periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 3,06 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,59 juta ton berasal dari perikanan budidaya, sementara 1,47 juta ton dari perikanan tangkap. 

"Data yang kami pantau setiap hari menunjukkan produksi budidaya mencapai 1,5 juta ton, sementara perikanan tangkap menyumbang 1,47 juta ton. Dengan kondisi ini, stok ikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga pasca Lebaran," kata Budi dalam konferensi pers di Media Center KKP, Rabu (5/3/2025). 

Dia memperkirakan permintaan ikan akan meningkat sekitar 7,3 persen menjelang Lebaran, terutama pada periode H-7 Ramadan hingga H+3 Idulfitri. Konsumsi yang awalnya sekitar 0,79 juta ton pada Februari 2025 diperkirakan naik menjadi 0,85 juta ton pada Maret, dengan total kebutuhan mencapai 1,6 juta ton. Peningkatan ini sejalan dengan tren konsumsi ikan sebagai sumber protein utama selama bulan puasa. 

KKP terus melakukan pemantauan harga ikan di berbagai titik, mulai dari harga pendaratan, harga di nelayan, hingga stok di cold storage

"Terkait dengan pemantauan harga, kami melakukan pemantauan harga dengan mendapatkan akses data dari Pak Dirjen Perikanan Tangkap di timnya. Itu setiap harga pendaratan, kemudian harga di nelayan, kemudian juga kami mantau harga di cold storage," ujarnya. 

Dia juga menjelaskan bahwa pihaknya melakukan analisa berdasarkan preferensi konsumsi ikan oleh masyarakat di berbagai daerah. 

"Jadi kalau dilihat dari ikan favoritnya, apa yang menjadi favorit itu adalah preferensi masyarakat masing-masing, di setiap kabupaten-kota itu tercatat oleh BPS. Ini menjadikan preferensi kami dan kami juga korelasikan dengan data stok yang ada," ujarnya. 

Di Indonesia Timur, ikan tangkap seperti cakalang, tuna, dan tongkol masih menjadi favorit, sementara di Pulau Jawa, hasil perikanan budidaya mendominasi dengan nila, ikan mas, lele, dan gurame sebagai pilihan utama. 

"Ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kearifan lokal," katanya. 

Sementara itu, Dirjen Perikanan Tangkap, Lotharia Latif menambahkan, setidaknya ada tujuh jenis ikan yang banyak diminati dan perlu mendapat perhatian khusus dalam stabilisasi harga saat Ramadan hingga pasca Lebaran. Di antaranya, cakalang, cumi-cumi, kakap, ikan kembung, layang, tongkol, dan tuna. 

Selain itu, Latif mengungkapkan bahwa ada delapan provinsi dengan konsumsi ikan tinggi yang menjadi fokus pemantauan harga. 

"Di Jakarta, misalnya, harga cakalang naik Rp 3.100 menjadi Rp 16.500 per kilogram. Di Maluku, harga tuna dan cakalang juga mengalami kenaikan karena tingginya permintaan," ujarnya. 

Namun, fluktuasi harga tetap terjadi di beberapa daerah. 

"Di Jawa Tengah, misalnya, harga kakap turun dari Rp 25.000 menjadi Rp 5.000. Ini sifatnya dinamis, sehingga terus kami pantau," kata Latif. 

Untuk memastikan kestabilan harga dan stok, KKP terus melakukan pembaruan data harian. 

"Kalau ada kenaikan atau penurunan harga yang drastis, kami segera menganalisis penyebabnya agar bisa diantisipasi," katanya.

0 comments

    Leave a Reply