Pangeran Charles Menyerukan "Marshall Plan" Baru Untuk Cegah Kehancuran Planet

IVOOX.id, New York - Putra Mahkota Inggris, Pangeran Charles, menyerukan adanya langkah mirip “Marshall Plan" untuk alam, manusia, dan planet Bumi, dalam debat yang semakin intensif seputar perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap planet.

Berbicara pada hari Senin pada hari pembukaan Pekan Iklim NYC, pewaris takhta Inggris berkata: "Iklim tanpa batas, keanekaragaman hayati, dan krisis kesehatan adalah gejala dari sebuah planet yang telah didorong melampaui batas kemampuannya."

“Tanpa tindakan cepat dan segera, dengan kecepatan dan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita akan kehilangan kesempatan untuk mengatur ulang pemulihan hijau-biru Bumi dan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” tambahnya, dalam pidato yang disiarkan secara online.

The Prince of Wales, seorang pendukung gigih untuk lingkungan, kemudian menggambarkan pandemi virus Corona sebagai "seruan untuk bangun yang tidak bisa kita abaikan," dan mengatakan dia telah "lama mengamati bahwa orang cenderung tidak bertindak sampai ada krisis yang nyata."

“Saudara-saudara sekalian, bahwa krisis (lingkungan) itu sudah lama menimpa kita, dicela, direndahkan, dan disangkal,” katanya.

“Sekarang dengan cepat menjadi bencana komprehensif yang akan mengecilkan dampak pandemi virus corona. Pada tahap akhir ini, saya tidak melihat jalan lain selain menyerukan rencana seperti Marshall Plan untuk alam, manusia, dan planet. "

Marshall Plan, dinamai dari mantan Menteri Luar Negeri AS George C Marshall, merupakan inisiatif pemulihan global - terutama Eropa - dengan AS memberikan miliaran dolar bantuan untuk membangun kembali Eropa Barat setelah kehancuran akibat Perang Dunia Kedua.

Climate Week NYC, yang berlangsung hingga 27 September, diselenggarakan oleh Climate Group, sebuah organisasi nirlaba internasional. Helen Clarkson, CEO Grup Iklim, menggambarkan pidato Pangeran Charles sebagai "sangat mengharukan."

“Mengundang Rencana Marshall mengingatkan kembali pada momen yang sangat istimewa dalam sejarah, ketika AS memimpin dengan memberi contoh pada masalah terbesar hari itu,” tambahnya. "Saya berharap pembuat keputusan di AS mendengar panggilan itu dan memperhatikan.(CNBC)