Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara

IVOOX.id, Jakarta - Sebagai unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) tak lantas menunggu aba-aba untuk bergerak cepat. Untuk menunjang pelaksanaan program penguatan pendidikan karakter sebagai program prioritas Kemendikbud, Puspeka hadir untuk menyiapkan generasi bangsa yang cakap dalam menghadapi tantangan perkembangan era globalisasi melalui restorasi pendidikan karakter di sekolah, di lingkungan keluarga, maupun masyarakat.
Puspeka sendiri terbentuk berdasarkan Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Permendikbud Nomor 9 Tahun 2020 tentang OTK Kemendikbud.
“Penguatan karakter menjadi bagian dari program Presiden Joko Widodo yakni Gerakan Nasional Revolusi Mental. Dalam konteks Kemendikbud maka penguatan karakter harus disasar kepada satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat yang dikenal sebagai ekosistem pendidikan,” kata Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud Hendarman di Jakarta, Sabtu (29/8).
Di era kepemimpinan Nadiem Anwar Makarim, di Kemendikbud terjadi perubahan dalam transformasi pembelajaran yakni dengan menggunakan pendekatan strategi komunikasi yang dimulai dari tahap menyadarkan, lalu tahap mengetahui, serta bergabung untuk menerapkan, kemudian mengajak orang lain berbuat yang sama. Di akhir adalah terjadinya pembiasaan atau habituasi.
Menyinggung masa pandemi covid 19 yang belum melandai dan melanda dunia pendidikan di Tanah Air, Hendarman menegaskan bahwa peran sekolah dan kampus untuk menguatkan karakter terkait Nasionalisme atau daya juang yang pantang menyerah menjadi penting. Pasalnya, berbagai dinamika global dan perubahan teknologi yang ditandai revolusi industri 4.0 dan berkembangnya masyarakat era 5.0 serta kemungkinan perubahan bidang-bidang pekerjaan yang mengarah kepada penggunaan informasi teknologi (IT).
“Karakter daya juang dan pantang menyerah menjadi suatu yang harus dibekali kepada siawa atau mahasiwa yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran di kelas atau ruang kuliah dengan kegiatan berbasis kelas, budaya sekolah atau kampus atau berbasis masyarakat,” Doktor jebolan IPB University ini.
Pengembangan karakter tersebut menjadi penting tidak hanya untuk guru atau dosen tetapi juga masyarakat sekitar dan orangtua.
Menurut Hendarman, Puspeka Kemendikbud diberikan mandat untuk menyosialisasikan dan mengedukasi penguatan karakter secara khusus dan juga kebijakan-kebijakan terkait Merdeka Belajar yang dipadukan dengan nilai-nilai karakter.
Untuk itu, lanjut dia, yang digunakan adalah penggunaan media yang dipertimbangkan lebih efektif dan mudah dipahami anak-anak atau generasi Z dan milenial, ketimbang menggunakan ceramah-ceramah dan metode yang menjadikan siswa cenderung sebagai obyek.
Media dimaksud dapat melalui kanal TV atau radio dan juga ILM atau video dan sejumlah moda lain. ”Puspeka lebih kepada penyediaan media-media bernilai karakter dengan merujuk kepada profil pelajar Pancasila yakni berakhlak mulia, kebinekaan global, bergotong-royong, mandiri dan nalar,” pungkas Hendarman.

0 comments