Pakar Sebut Edaran Kemenkes tentang Kesiapsiagaan Hadapi Flu Burung Terkait Kasus di AS | IVoox Indonesia

June 18, 2025

Pakar Sebut Edaran Kemenkes tentang Kesiapsiagaan Hadapi Flu Burung Terkait Kasus di AS

Petugas Dinas Pertanian HST saat melakukan vaksinasi flu burung
Petugas Dinas Pertanian HST saat melakukan vaksinasi flu burung terhadap itik milik masyarakat di Desa Tabudarat, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Senin (29/4/2024). (ANTARA/HO-Distan HST)

IVOOX.id – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berjudul "Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap Flu Burung dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut” berkaitan dengan kasus pada manusia di Amerika Serikat.

"Khusus tentang flu burung yang dijadikan bagian dari judul surat edaran Kemenkes kali ini maka dapat disampaikan bahwa analisa pertama GISAID di tahun 2025 memang tentang kasus flu burung H5N1 virus Clade 2.3.4.4b di Amerika Serikat," katanya di Jakarta, Senin (13/1/2025), dikutip dari Antara.

Ia mengatakan GISAID adalah organisasi yang mengkompilasi genomik dari seluruh dunia, yang amat dikenal publik saat era pandemi COVID-19.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara menyampaikan laporan bahwa sudah ada 66 kasus flu burung pada manusia di Amerika Serikat, satu kasus diantaranya meninggal akibat H5N1 pada seorang berusia 65 tahun dengan komorbid.

"Center of Disease Control Amerika Serikat telah melaporkan analisa genomik pada kasus mereka di Negara Bagian Louisiana. Ditemukan suatu perubahan yang mungkin saja dapat menyebabkan virus H5N1 menginfeksi saluran napas atas manusia, yang juga mungkin saja meningkatkan penularan," katanya.

Dikatakan Tjandra, diperlukan upaya agar perubahan mutasi ini tidak jadi menetap di genom virus H5N1, dan juga perlu dicegah proses pelimpahan antara manusia, unggas, serta hewan.

"Di Amerika Serikat sudah ada jutaan unggas dan hewan tertular H5N1, yang disebut sebagai highly pathogenic avian influenza virus, dengan lebih 3 ribu analisa genomiknya," katanya.

Tjandra mengatakan SE tersebut perlu ditindaklanjuti seluruh pihak, terutama kalangan peternakan untuk waspada terhadap penularan penyakit dari hewan kepada manusia dengan cara mengadakan analisa dan surveilans tentang kemungkinan H5N1 pada hewan di Indonesia.

Selain analisa pada hewan, kata Tjandra, momentum ini merupakan saat yang tepat untuk lebih kuat mengimplementasikan konsep “One Health” di Indonesia, berupa gerakan bersama untuk memahami dan menangani interaksi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan.

"Semoga SE Kemenkes 8 Januari 2025 yang lalu ini akan memberi manfaat besar dalam penanggulangan ISPA di negara kita, termasuk antisipasi flu burung," katanya.

Surat Edaran Kemenkes tentang Kesiapsiagaan Hadapi Kasus Flu Burung

Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/28/2025 merespons laporan peningkatan kasus flu burung atau Avian Influenza di beberapa negara, guna meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyebaran serta memastikan kesiapsiagaan semua pihak terkait.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Yudhi Pramono mengatakan, meskipun risiko flu burung terhadap kesehatan manusia secara global saat ini dinilai rendah, langkah antisipasi tetap diperlukan.

“Kita harus terus waspada terhadap potensi penyebaran flu burung. Langkah pencegahan yang dilakukan sejak dini adalah kunci untuk melindungi masyarakat,” kata Yudhi, dikutip dari Antara, Rabu (8/1/2025).

Indonesia, ujarnya, hingga kini masih merupakan daerah endemis flu burung pada unggas, dengan virus jenis Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) yang terus bersirkulasi.

Mengutip laporan dari World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), dan World Organisation for Animal Health (WOAH), dia menyebutkan pada Desember 2024 tercatat peningkatan kasus flu burung pada mamalia di berbagai negara.

Menurut dia, pada tahun 2024 sebaran kasus flu burung di dunia dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yaitu di China (1 kasus), Vietnam (2 kasus), Kamboja (10 kasus), Ghana (1 kasus), Amerika Serikat (65 kasus), Kanada (1 kasus), Meksiko (1 kasus), India (1 kasus), dan Australia (1 kasus).

"Surat edaran ini adalah bagian strategi nasional yang memberikan panduan kepada para pihak yang dituju, antara lain dinas kesehatan, unit pelaksana tugas bidang kekarantinaan kesehatan, dan direktur rumah sakit," ujarnya.

Adapun langkah-langkah antisipasi, kata dia, meliputi penguatan sistem surveilans untuk memantau kasus, peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan dan laboratorium untuk deteksi dini, serta kolaborasi lintas sektor menggunakan pendekatan One Health.

Dia juga mengingatkan publik untuk berperan aktif dalam pencegahan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Beberapa langkah yang disarankan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar meliputi menghindari kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati mendadak, melaporkan kejadian tersebut ke dinas peternakan setempat, serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas.

“Kami yakin dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, potensi penyebaran flu burung dapat diminimalkan, sekaligus memastikan kesehatan publik tetap terjaga,” ujar dia.

0 comments

    Leave a Reply