Pakar Pertanian Sebut Panen Raya Jadi Penentu Pertumbuhan Sektor Pertanian 10,52 Persen

IVOOX.id – Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengungkapkan bahwa melonjaknya pertumbuhan sektor pertanian dipengaruhi panen raya padi dan jagung yang terjadi selama kuartal I-2025, serta peningkatan signifikan permintaan domestik menjelang Ramadan dan Idulfitri.
“Pertumbuhan ini ditopang panen raya dan lonjakan produksi jagung. Sub-sektor tanaman pangan bahkan tumbuh hingga 42,26 persen secara tahunan. Sub-sektor peternakan juga mencatat pertumbuhan 8,83 persen berkat tingginya permintaan daging dan telur,” ujar Khudori dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Selasa (6/5/2025).
Khudori menjelaskan bahwa faktor utama yang mendongkrak produksi adalah kondisi cuaca yang lebih bersahabat dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada triwulan I 2024 produksi beras dan jagung masing-masing hanya sekitar 5,6 juta ton dan 3,4 juta ton, maka pada periode yang sama tahun 2025 melonjak menjadi 9,04 juta ton untuk beras dan 4,64 juta ton untuk jagung.
“Kenaikan ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya luas tanam, yang dipicu kondisi iklim normal tiga hingga empat bulan sebelumnya. Sebaliknya, pada periode yang sama tahun lalu, produksi anjlok karena El Nino yang menyebabkan pasokan air berkurang drastis,” ujarnya.
Berdasarkan catatan BMKG, El Nino berlangsung dari Juni 2023 hingga April 2024 dan berdampak besar pada lahan pertanian di berbagai wilayah. Banyak area yang tidak bisa ditanami karena tidak adanya pasokan air yang memadai. Untuk mengatasi situasi ini, pemerintah menggencarkan program pompanisasi di akhir 2023 yang cukup berhasil menjaga produksi agar tidak merosot lebih dalam.
Pergeseran waktu panen juga menjadi faktor yang mendorong peningkatan output kuartal pertama. Jika pada 2024 puncak panen terjadi di April (padi) dan Februari (jagung), maka di tahun 2025 bergeser ke Maret (padi) dan Februari (jagung). Akibatnya, sebagian besar panen raya terjadi lebih awal dan masuk dalam kuartal I.
Tak hanya itu, pertumbuhan tinggi di awal 2025 juga dipengaruhi oleh baseline yang rendah pada 2024, di mana sektor pertanian tercatat mengalami kontraksi sebesar minus 0,41 persen. Artinya, pertumbuhan tinggi saat ini juga mencerminkan proses rebound dari kinerja buruk sebelumnya.
Khudori tak menampik bahwa keberhasilan ini juga didukung oleh berbagai program pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian. Sejak kembali menjabat pada Oktober 2023, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meluncurkan berbagai program strategis seperti pompanisasi, penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta pengembalian subsidi pupuk menjadi 9,5 juta ton.
Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2025. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (5/5/2025), pertanian menyumbang 1,11 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat 4,87 persen (year on year). Angka ini mengungguli sektor industri pengolahan (0,93 persen), perdagangan (0,66 persen), serta sektor informasi dan komunikasi.

0 comments