April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

OJK Targetkan Utilitas Asuransi Masyarakat 75 Persen

iVooxid, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan menargetkan tingkat utilitas atau penggunaan asuransi di masyarakat Indonesia mencapai 75 persen pada 2020 dari posisi sekarang yang sebesar 11,8 persen.

Meskipun ditargetkan sangat tinggi, Deputi Komisioner IKNB OJK Edy Setiadi di Jakarta, Senin (17/10/2016), meyakini hal tersebut akan tercapai, dengan beberapa strategi.

"Salah satunya dengan asuransi mikro. Pemasaran asuransi mikro dapat menyentuh satu kelompok, yang anggotanya terdiri dari 10-30 orang, jadi bisa cepat penetrasi ke yang lain," kata dia usai konferensi pers Hari Asuransi 2016.

Kemudian, OJK juga mengandalkan strategi yang sedang berjalan yakni program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk mensosialisasikan produk proteksi dan investasi dari asuransi ke masyarakat.

Dari sisi sarana dan prasarana, OJK meminta industri untuk meningkatkan kapasitas teknologi. Peningkatan fasilitas teknologi untuk menyasar masarakat melek teknologi yang belum memiliki produk asuransi.

"Bisa dioptimalkan penggunaan teknologi, atau menggunakan jalur yang startegis soal pembayaran polisnya. Itu pasti bisa meningatkan keikutsertaan," ujarnya.

Strategi selanjutnya, Edy mengatakan, program perekrutan 10 juta agen asuransi juga akan lebih membumikan produk asuransi.

"Program 10 juta agen juga diharapkan dapat berbarengan dengan penambahan (nasabah atau polis)," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Edy juga meminta industri asuransi terus meningkatkan perannya dalam mendongkrak keuangan inklusif, dan kontribusi terhadap perekonomian nasional. Edy meminta peran asuransi lebih besar untuk meningkatkan keuangan inklusi yang ditargetkan sebesar 75 persen pada 2019.

Data terakhir yang digunakan Bank Indonesia (BI), tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia baru sekitar 36 persen.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia Hendrisman Rahim menungkapkan tantangan penetrasi asuransi ke masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.

"Untuk meningkatkan penetrasi asuransi ini memerlukan suatu pemikiran yang betul-betul mengena. Sehingga setiap tahun kita harus pikir kegiatan yang lebih baru dan baru lagi," ujar dia.

Salah satu stragei untuk meningkatkan penetrasi asuransi itu dengan penyelenggaran "Insurance Day" atau Hari Asuransi. Hari Asuransi ke-11 yang diselenggarakan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) bersama enam asosiasi dan anggota perasuransian di dalamnya pada 2016 ini menjunjung tema "Indonesia Berasuransi". (ant)

0 comments

    Leave a Reply