OJK Soroti 1.479 Kasus Korupsi Sepanjang 2004 hingga 2023 | IVoox Indonesia

June 1, 2025

OJK Soroti 1.479 Kasus Korupsi Sepanjang 2004 hingga 2023

Sidang Kasus Korupsi BTS 4G Kominfo
Sidang lanjutan dugaan korupsi BTS 4G dengan terdakwa mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, mantan Direktur Utama BAKTI Anang Achmad Latif, dan tenaga ahli Human Development Universitas Indonesia Yohan Suryanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/Fath Putra Mulya)

IVOOX.id - Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keungan (OJK) Sophia Wattimena mengatakan proses penegakan integritas di Indonesia yang masih perlu perbaikan. Pasalnya kata Sophia berdasarkan data KPK menunjukan dari 1.479 kasus korupsi sebanyak 65 persen didominasi penyuapan. Data itu tercatat mulai 2004 hingga November 2023.

"Selain resiko cyber apabila kita berkaca juga pada proses penegakan integritas berdasarkan data yang disajikan KPK tahun 2004 hingga November 2023 kita bisa melihat bahwa dari 1479 kasus yang didominasi oleh penyuapan adalah sebesar lebih dari 65 persen," kata Sophia dalam acara Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta pada Kamis (30/11/2023).

Fakta itu juga selaras dengan indeks persepsi korupsi Indonesia yang menurun. Artinya semakin dekat dengan angka 0, maka semakin tinggi kasus korupsi di Indonesia.

"Indeks persepsi korupsi Indonesia juga turun, jadi di tahun 2023 itu skornya 34 kita turun dari tahun 2021-2022 dan peringkat kita juga turun di level ASEAN, tentunya ini memerlukan perhatian kita bersama, kita perlu berkolaborasi dengan Kementerian lembaga dan seluruh pihak yang terkait untuk memperbaiki hal ini," kata Sophia.

Lebih lanjut Sophia juga membeberkan sejumlah faktor yang menstimulus tingkat korupsi di Indonesia yang semakin meningkat. Salah satunya adalah rendahnya religiusitas nilai dan integritas moral.

"Berdasarkan penelitian faktor psikologis yang mempengaruhi pelanggaran integritas ini top lima nya adalah rendahnya religiusitas nilai dan integritas moral yang rendah, motivasi eksternal atau kekuasaan yang tinggi, gaya hidup mewah hedonis, dan kebahagiaan yang rendah," jelasnya.

Dengan demikian kata Sophia, hal ini menandakan bahwa nilai moral dan etika masih menjadi tantangan utama di Indonesia, khususnya di industri jasa keuangan. OJK kata dia akan terus berkomitmen dalam mendukung pemerintah dan industri jasa keuangan yang sehat.

Reporter: Rinda Suherlina

0 comments

    Leave a Reply