OJK: Inflasi pangan tak pengaruhi pertumbuhan kredit bank | IVoox Indonesia

September 6, 2025

OJK: Inflasi pangan tak pengaruhi pertumbuhan kredit bank

operasi-pasar pangan nasional-5
Warga antre membeli paket pangan murah pada operasi pasar yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Banda Aceh, Aceh, Senin (16/10/2023). Operasi pasar yang digelar serentak di 411 lokasi di seluruh Indonesia dengan memberikan subsidi antara Rp2.000 hingga Rp3.000 per kilogram terhadap 13 komoditas pokok itu sebagai upaya menstabilikan harga pangan. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

IVOOX.id - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae mengungkapkan dalam Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBP), OJK menghimpun informasi terkait inflasi pangan, karena terjadinya anomali cuaca (terkait faktor El-Nino). Anomali cuaca ini mendorong kenaikan harga pangan secara global sehingga dapat mempengaruhi kredit pada sektor terkait pangan dan turunannya.

Namun berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 95 bank, menunjukkan bahwa responden memandang inflasi sektor pangan relatif tidak berpengaruh signifikan pada kinerja pertumbuhan kredit maupun kinerja debitur.

"SBPO triwulan IV-2023 telah dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank dengan aset mencakup 94,87 persen dari total aset 105 bank umum," dalam keterangan resmi OJK.

Meski begitu, ia mengatakan pihak bank tetap mempersiapkan strategi mitigasi risiko inflasi pangan. Salah satunya yakni meningkatkan fokus dalam menambah nasabah (debitur) baru secara prudent karena dapat meningkatkan pendapatan secara berkesinambungan.

Kemudian melakukan edukasi kepada pelaku usaha sektor pertanian agar mampu menghindari risiko inflasi pangan, dan melakukan pemantauan harga produksi debitur beserta analisis sensitivitas/stress test terhadap penambahan modal kerja yang dilakukan secara berkala.

"Hal ini menunjukkan perhatian sektor per bankan terhadap isu ketahanan pangan (food security)," katanya.

Dilain pihak, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2023 tumbuh 8,99 persen secara tahunan didukung oleh peningkatan permintaan, sejalan dengan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang terjaga.

“Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh sektor jasa sosial, jasa dunia usaha, dan pertambangan,” kata Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Pembiayaan syariah juga meningkat 14,68 persen secara tahunan pada Oktober 2023.

Kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tercatat tumbuh 8,36 persen secara year on year, antara lain didukung oleh peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor prioritas, inklusif, dan ekonomi hijau,” kata Perry menambahkan.

Perry memperkirakan kredit tetap tumbuh di kisaran 9 sampai 11 persen secara tahunan pada 2023, dan akan tumbuh lebih tinggi pada 2024.

0 comments

    Leave a Reply