May 17, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

NPL Hampir 5%, Bank Jatim: Banyak Disumbang Segmen Komersial

iVooxid, Jakarta- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim mencatat, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) terus meningkat dan hampir menyentuh level 5 persen di kuartal IV-2016.

Berdasarkan data perseroan, NPL gross Bank Jatim pada kuartal IV-2016 tercatat 4,77 persen atau mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kuartal IV-2015 lalu yang sebesar 4,29 persen. Segmen komersial menjadi penyumbang terbesar NPL di 2016.

Direktur Utama Bank Jatim, R. Soeroso menguraikan, NPL segmen komersial berkontribusi besar terhadap NPL gross secara keseluruhan yang mencapai 12,77 persen di kuartal IV-2016 atau naik dibandingkan tahun lalu di periode yang sama yakni 9,97 persen.

Kemudian disusul oleh segmen small medium enterprise (SME) yang tercatat NPL-nya sebesar 11,99 persen di kuartal IV-2016 atau meningkat dibandingkan 2015 lalu di periode yang sama yakni sebesar 11,11 persen. Kemudian segmen konsumer naik menjadi 0,84 persen dari 0,74 persen.

Menurut Soeroso, peningkatan NPL di kuartal IV-2016 yang tercatat mencapai 4,77 persen tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yakni banyaknya proyek-proyek pemerintah yang belum terselesaikan sehingga banyak pembayaran yang tertunda hingga akhir 2016.

"Komersial cukup tinggi NPL-nya, korporasi terutama di sektor kontraktor atau pemborongan dapat proyek pemerintah, ini banyak yang tidak terselesaikan, dan ada pembayaran yang ditunda," kata Soeroso di Jakarta, Senin (9/1/2017).

Soeroso menerangkan, hingga akhir Desember 2016, proyek yang diterima para debitor banyak yang tidak potensial untuk diselesaikan sehingga menyebabkan arus kas debitor terganggu, sehingga banyak debitor yang mengalami kesulitan dalam membayar kredit.

"NPL ini yang notabenenya yang proyeknya sudah tidak bisa diharapkan sebagai potensial, dan kita masukkan ke tingkat (kolektabilitas) 5. Kita masukkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)," ungkap dia..

Sementara itu, CKPN Bank Jatim tercatat mengalami peningkatan dari 81,02 persen di kuartal IV-2015 menjadi 93,49 persen di kuartal IV+2016. Kendati demikian, dia meyakini, CKPN akan turun. Dengan demikian, ke depan CKPN tidak tinggi lagi, berarti profitabilitas kita naik.

Walaupun begitu, bilang Soeroso, pada 2017 Bank Jatim menargetkan penurunan NPL gross ke level 3,10 persen. Soeroso menambahkan, ada beberapa langkah yang akan dilakukan perseroan untuk menekan rasio NPL. Salah satunya, dengan menambah jajaran direksi yang secara khusus menangani rasio kredit bermasalah.[ava]

0 comments

    Leave a Reply