Nilai Impor Produk Perikanan RI di Semester I 2024 Turun | IVoox Indonesia

April 27, 2025

Nilai Impor Produk Perikanan RI di Semester I 2024 Turun

antarafoto-target-produksi-perikanan-rkp-2025-15724-ebp-10
Pekerja memindahkan ikan di gudang penyimpanan berpendingin (cold storage) di fasilitas Cold Storage Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Muara Baru, Jakarta, Senin (15/7/2024). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan target indikator utama produksi perikanan Kementerian Kelautan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025 sebesar 24,58 juta ton. ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso

IVOOX.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai impor perikanan RI turun di semester I tahun 2024. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian KKP Budi Sulistiyo mengatakan, nilai impor perikanan RI turun menjadi USD 219,54 juta. Menurutnya penurunan mencapai 35,15 persen dibanding periode serupa di tahun sebelumnya. 

“Penurunan impor ini mengukuhkan Indonesia sebagai negara net eksportir produk perikanan,” katanya dalam siaran pers dikutip Minggu (28/7/2024).

Budi mengatakan, penurunan nilai impor perikanan membuat neraca perdagangan perikanan surplus sebesar USD2,49 miliar atau Rp40,67 triliun. Nilai surplus tersebut pun meningkat 6,2 persen dibanding periode serupa tahun sebelumnya.

 Untuk komoditas impor sendiri, kata dia ada yang tujuannya untuk bahan baku industri dan ada juga untuk selain bahan baku industri, seperti untuk kebutuhan hotel, restoran, katering dan pasar modern (horekapasmod).

“Nah yang horeka ini adalah ikan-ikan yang tidak ada di Indonesia, seperti ikan salmon, trout dan ikan kod,” kata Budi.

 Menurutnya penurunan ini dipengaruhi oleh pasokan ikan hasil tangkapan nelayan dalam negeri yang mampu memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemindangan. Ikan yang pasokannya cukup banyak yakni ikan-ikan pelagis seperti ikan kembung.

“Kami mendorong pelaku pengolahan dan pemindangan untuk memprioritaskan ikan hasil tangkapan nelayan kita sendiri. Dari awal tahun sampai Mei pasokan kita cukup, sehingga diprioritaskan menggunakan produk hasil tangkapan dalam negeri. Ikan impor itu hanya untuk mengisi ketika tak ada bahan baku,” ujarnya.

Sementara kinerja ekspor perikanan dari Januari hingga Juni nilainya mencapai USD2,71 miliar. Negara tujuan utama pengiriman yakni Amerika Serikat sebesar USD 889,39 juta, disusul China (USD 556,04 juta), Asean (USD 353,93 juta), Jepang (USD 285,47 juta), dan Uni Eropa (USD 193,35 juta).

Untuk komoditas utamanya masih didominasi oleh udang, tuna-tongkol-cakalang, cumi-sotong-gurita, rajungan kepiting, dan rumput laut.

Menurut Budi, kinerja ekspor perikanan masih terus digenjot melalui strategi promosi hasil perikanan, peningkatan kualitas hasil perikanan, hingga membuka peluang pasar baru di negara-negara Timur Tengah dan Asia Timur.

0 comments

    Leave a Reply