Muspen Talk Kupas Tuntas Kisah Ratna Asmara, Sutradara Perempuan Pertama Indonesia | IVoox Indonesia

April 28, 2025

Muspen Talk Kupas Tuntas Kisah Ratna Asmara, Sutradara Perempuan Pertama Indonesia

DSC02499

IVOOX.id - Museum Penerangan sukses menyelenggarakan acara Muspen Talk bertajuk “Behind the Lens: Ratna Asmara, Sutradara Perempuan Pertama” di Museum Penerangan, TMII Jakarta Timur pada Kamis, 20 Maret 2025. Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari Film Nasional dan Hari Perempuan Internasional ini berhasil menarik perhatian generasi muda dan pecinta film Indonesia. 

Sebanyak 50 peserta, yang terdiri dari pelajar jurusan broadcast dan ekstrakulikuler perfilman serta masyarakat umum, memenuhi ruang mini theater untuk menyaksikan pemutaran film dokumenter “Merangkai Ratna Asmara”. Film ini mengupas kisah hidup Ratna Asmara, sutradara perempuan pertama di Indonesia, yang perannya dalam sejarah perfilman nasional masih jarang dikenal.

Setelah pemutaran film, Umi Lestari, Narasumber yang merupakan penulis, pengajar, dan peneliti sejarah film berbagi wawasan mendalam tentang kontribusi Ratna Asmara dalam industri film Indonesia. Talkshow dilanjutkan dengan sharing oleh Ersya Ruswandono, sutradara film dokumenter yang membagikan proses pembuatan film "Merangkai Ratna Asmara". Kedua pembicara berasal dari Kelas Liarsip, kelompok belajar virtual yang menaruh perhatian studinya pada arsip film, restorasi dan sejarah perempuan dalam sinema Indonesia, yang didirikan sejak tahun 2021.


Seorang peserta bernama Navina Ayu, siswa SMAN 48 Jakarta anggota ekstrakulikuler film, menyampaikan kesan positifnya. “Menarik banget karena ikut dalam diskusi film seperti ini adalah pengalaman baru buat saya. Saya jadi tahu sejarah perfilman dan adanya sutradara perempuan bernama Ratna Asmara. Inspiratif banget buat saya yang mau coba bikin film pendek. Jadi pengen baca buku sejarah film dan main ke Sinematek seperti saran dalam diskusi tadi,” ujar Navina dengan antusias.

Kepala Museum Penerangan, Abdullah, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan para peserta acara ini. “Kami sangat senang melihat antusiasme siswa-siswi dan komunitas yang hadir. Semoga acara ini bisa menumbuhkan semangat berkarya di bidang film,” ujar Abdullah. 

Menariknya, acara ini juga dihadiri oleh 7 anggota komunitas blogger film dari KOMiK Kompasiana yang

aktif membagikan insight dan kecintaan terhadap dunia film melalui platform blog binaan Kompas. Kehadiran mereka menambah warna dalam sesi diskusi, termasuk mendorong Kelas Liarsip untuk terus melengkapi sejarah perjalanan Ratna Asmara yang belum tergali oleh publik.

Sebagai penutup, peserta diajak menyaksikan karya klasik "Dr. Samsi" yang disutradarai oleh Ratna Asmara. Film ini menjadi bukti nyata bagaimana Ratna Asmara mampu menembus batasan di industri film yang saat itu masih didominasi oleh laki-laki.

Selain itu, tim kampanye lomba film pendek Bahari on Screen (BOS) 2025 dari Museum Bahari dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH) juga turut hadir dan memanfaatkan momentum untuk mengajak para peserta pelajar mengikuti kompetisi tersebut. "Sebagai mitra Museum Penerangan, kami senang bisa bertemu langsung dengan sasaran kompetisi BOS di sini. Semoga banyak peserta yang tertarik terjun langsung ke dunia produksi film. BOS adalah kesempatan bagus untuk menyalurkan bakat, juga memperluas wawasan dan jejaring mereka,” ujar Bimo, perwakilan tim kampanye lomba.


Ketua Tim Pelayanan Publik Museum Penerangan sekaligus penanggung jawab acara, Alvio Putri Matahari, juga menyampaikan rasa syukur atas kelancaran acara ini. “Kami berharap Muspen Talk ini bisa menjadi awal dari diskusi-diskusi berikutnya tentang peran perempuan di dunia film. Antusiasme peserta hari ini menunjukkan bahwa kisah Ratna Asmara masih relevan dan inspiratif untuk generasi saat ini,” ujar Alvio.

Melalui acara ini, Museum Penerangan berharap dapat terus menjadi ruang literasi media dan sejarah perfilman Indonesia. Dengan respons positif dari para peserta, Museum Penerangan berencana untuk menghadirkan lebih banyak program serupa di masa mendatang. Muspen juga ingin menjadi hub untuk berbagai elemen masyarakat dan komunitas dalam memperkuat literasi media dan apresiasi terhadap sejarah perfilman Indonesia. 

0 comments

    Leave a Reply