MUI Pertanyakan Rencana Prabowo Tampung Warga Gaza: Jangan Sampai Indonesia Terjebak Manuver Israel

IVOOX.id – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi sekitar 1.000 warga Gaza ke Indonesia menuai tanggapan kritis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas, menyampaikan kekhawatirannya bahwa langkah tersebut berpotensi menyerupai agenda lama Israel dan Amerika Serikat yang ingin mengosongkan wilayah Gaza dari penduduk aslinya.
"Pertanyaannya, untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" ujar Buya Anwar dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Jumat (11/5/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah kunjungan Presiden Prabowo ke sejumlah negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Lawatan itu dilakukan untuk membahas rencana evakuasi warga Palestina dari Gaza yang kini tengah dilanda konflik berkepanjangan.
Menurut Buya Anwar, evakuasi besar-besaran dari Gaza bisa membuka jalan bagi Israel untuk lebih mudah menguasai wilayah tersebut. Ia menyinggung kembali proposal perdamaian Timur Tengah yang pernah dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang juga memuat gagasan relokasi warga Palestina dari Gaza.
Jika evakuasi benar-benar dilakukan, ujar Buya Anwar, Israel dapat dengan leluasa menempatkan warganya di Gaza, dan dalam jangka panjang bisa mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari "Israel Raya" yang mereka idam-idamkan. Ia pun mengingatkan bahwa hal serupa telah terjadi di Yerusalem, yang dulu merupakan kota rakyat Palestina namun kini sudah menjadi bagian dari wilayah Israel dan dijadikan ibu kota.
"Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," kata Buya Anwar.
Ia juga menyoroti lima negara yang dikunjungi Prabowo, yang disebutnya memiliki hubungan baik dengan Israel maupun Amerika Serikat. Turki, ujarnya, sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949, Mesir sejak 1979, Yordania sejak 1994, dan Uni Emirat Arab sejak 2020. Sementara Qatar memang belum memiliki hubungan resmi, tapi sudah lama menjalin kerja sama dagang informal dengan Israel sejak 1996.
“Dengan demikian, jika Indonesia berkonsultasi dengan negara-negara tersebut, maka sudah dapat dipastikan apa yang akan terjadi untuk langkah kebijakan selanjutnya,” ujarnya.
Buya Anwar secara tegas meminta agar Indonesia tidak terlibat dalam proses evakuasi warga Gaza. Ia menilai, jika warga Palestina benar-benar dipindahkan ke luar wilayahnya, maka kecil kemungkinan Israel akan mengizinkan mereka kembali ke tanah asal mereka.
Sebaliknya, ia menyarankan agar bantuan kemanusiaan tetap diberikan, namun dengan mekanisme yang tidak memindahkan korban ke luar Gaza. Menurutnya, perawatan medis sebaiknya dilakukan di dalam wilayah Palestina sendiri.
"Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun, kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya seribu satu cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka," katanya.

0 comments