MPR: Perlu Dikaji Relasi Islam dan Haluan Negara

IVOOX.id, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai perlu dikaji relasi antara Islam dengan haluan negara atau Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).
Hal itu menurut dia untuk mengetahui apakah sebuah negara yang tidak memiliki perencanaan jangka panjang dan membiarkan terjadinya perubahan haluan pada setiap pergantian presiden itu lebih banyak manfaat atau mudaratnya.
"Apakah membiarkan proyek pembangunan yang dibiayai ratusan miliar bahkan puluhan triliun uang rakyat kemudian dibiarkan mangkrak karena perbedaan selera, visi, misi dan prioritas presiden lama dan presiden baru sesuai dengan ajaran Islam atau tidak," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Hal itu dikatakan Bamsoet dalam diskusi peluncuran buku "Relasi Islam dan Negara" karya Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Menurut dia, membiarkan negara tanpa arah dan tanpa haluan serta mengabaikan kesejahteraan rakyat melalui ketidaksinambungan pembangunan yang sedang berjalan, jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam.
"Akibatnya, bisa menyeret kepada ketidakpastiaan pembangunan dan penggunaan anggaran negara yang tidak efisien yang berpotensi menimbulkan kerugian negara," ujarnya.
Bamsoet "menantang" Arsul Sani menulis buku mengupas tentang relasi Islam dan haluan negara, melengkapi kehadiran buku "Relasi Islam dan Negara" yang telah ditulis Arsul.
Dia menilai, Arsul sebagai politisi, akademisi, dan juga tokoh agama, sangat tepat mengupas sejauh mana agama memandang keberadaan haluan atau perencanaan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dia menilai, Arsul melalui buku "Relasi Islam dan Negara", mengupas bahwa politik atau pengaturan negara termasuk urusan yang bersifat umum, yang berada di ranah ijtihad umat Islam.
"Ditegaskan bahwa Indonesia bukan negara sekuler, bukan pula negara agama. Prinsip dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengamanatkan bahwa nilai-nilai moral agama harus menjadi rujukan dan sumber inspirasi dalam kehidupan bernegara, dengan tetap menjaga konsensus dan komitmen untuk menghormati kemajemukan dalam kehidupan beragama," katanya.

0 comments