Minyak Mentah di Pasar Global Sentuh Harga Tertinggi Selama Dua Bulan

IVOOX,id, Singapura - Harga minyak mentah di pasar global menyentuh titik tertinggi selama dua bulan terakhir ini. Harga minyak tersebut terangkat oleh mengetatnya pasar minyak mentah Amerika dan ancaman sanksi terhadap Venezuela, salah satu anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC).
Menurut laporan Reuters di Singapura, Senin (31/07/2017) pagi, harga minyak mentah Brent naik 0,5% atau 24 sen menjadi US$52,76 per barel. Harga tersebut merupakan harga tertinggi sejak 25 Mei 2017 lalu. Sementara itu, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediat (WTI) menguat 0,3% atau 15 sen menjadi US$49,86 per barel.
Kenaikan harga kedua jenis minyak mentah tersebut pada hari ini merupakan kenaikan yang terjadi selama enam sesi perdagangan secara berturut-turut. Harga minyak melonjak 10% sejak pertemuan terakhir anggota OPEC dengan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, ketika kartel itu membahas langkah-langkah potensial untuk lebih memperketat pasokan minyak mentah ke pasar minyak global.
Menurut analis komoditi ANZ Bank, harga WTI berpeluang menembus US$50 per barel, sementara harga Brent bakal menguat ke atas US$52 per barel karena fundamental terus mendorong pasar minyak mentah lebih seimbang. Harga Brent untuk pengiriman September saat ini sekitar 35 sen lebih mahal dibandingkan harga untuk kontrak Oktober.
Sementara itu, para trader mengatakan bahwa kenaikan harga baru-baru ini sebagian besar disebabkan oleh terbatasnya pasokan ke pasar minyak Amerika. “Kenaikan harga minyak, sebagian besar terdorong oleh penurunan besar persediaan Amerika selama beberapa pekan terakhir. Kelanjutan kondisi ini mengindikasikan pasar minyak mentah global kembali berimbang berkat pengurangan produksi yang dilakukan OPEC dan Rusia,†kata William O`Loughlin, analis investasi Rivkin Securities Australia.
Setelah melesat lebih dari 10% sejak pertengahan 2016, produksi minyak Amerika menyusut 0,2% menjadi 9,41 juta barel per hari (bph) dalam pekan yang berakhir hingga 21 Juli. Stok minyak mentah Amerika merosot hampir 10% dari puncaknya pada Maret 2017 menjadi hanya tinggal 483,4 juta barel.
Pengeboran di Amerika untuk produksi yang baru juga melambat. Itu diindikasikan dengan penambahan hanya 10 rig sepanjang Juli 2017. Penambahan tersebut merupakan jumlah yang terendah sejak Mei 2016. Pasar juga prihatin dengan adanya laporan bahwa Amerika sedang mempertimbangkan untuk memberikan sanksi terhadap sektor perminyakan Venezuela sebagai tanggapan atas pemilihan badan supervisi konstitusional negara itu pada Minggu kemarin.[abr]


0 comments