Minyak Brent Catat Kenaikan Harian Terbesar 31 Tahun

IVOOX.id, New York - Harga minyak melanjutkan lambungan dengan kenaikan terbesar sejak akhir 1980-an untuk Brent dan kenaikan terbesar sejak 2008 untuk WTI, Senin atau Selasa (17/9) dinihari WIB di New York. Penyebabnya, tentu guncangan pasar akibat serangan fasilitas minyak terbesar Arab Saudi akhir pekan lalu yang memangkas separuh produksi negara itu.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menjadi USD69,02 per barel, melesat USD8,80, atau 14,6%, kenaikan persentase satu hari terbesar sejak setidaknya 1988, demikian laporan Reuters , di New York, Senin (16/9) atau Selasa (17/9) pagi WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berakhir di posisi USD62,90 per barel, melonjak USD8,05, atau 14,7% - kenaikan persentase satu hari terbesar sejak Desember 2008.

Seperti diketahui, Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di dunia dan dengan kapasitas cadangan yang relatif besar selama beberapa dekade. Serangan terhadap fasilitas pemrosesan minyak mentah milik produsen Saudi Aramco di Abqaiq dan Khura memangkas produksi sebesar 5,7 juta barel per hari dan menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuannya untuk mempertahankan ekspor minyak. Perusahaan itu belum memberikan timeline mendetail untuk dimulainya kembali produksi secara penuh.

Presiden Donald Trump menyetujui pelepasan minyak dari Cadangan Minyak Strategis AS, yang membantu membatasi kenaikan harga minyak.

Minyak berjangka melesat lebih tinggi selama sesi tersebut setelah koalisi militer pimpinan Saudi yang memerangi gerakan Houthi, Yaman, mengatakan serangan itu dilakukan dengan senjata Iran, meningkatkan prospek konflik global yang melibatkan Amerika Serikat dan Iran.

Trump juga mengatakan Washington siap mengokang senjata untuk merespons serangan itu, dan ancaman pembalasan serta eskalasi ketegangan di Timur Tengah dapat menjaga harga minyak tetap tinggi, terlepas dari bantuan dari cadangan global.