Mewujudkan Indonesia Digital 2024

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus meningkatkan inklusi digital dalam mewujudkan transformasi digitalisasi Indonesia pada 2024 mendatang. Saat ini, infrastruktur telekomunikasi sedang disiapkan demi mendukung serta meningkatkan inklusi digital di Indonesia.
Menteri Kominfo Johnny G Plate menyampaikan, berbicara inklusi digital tentu tidak bisa dilihat hanya dari satu aspek. Namun, permasalahan menuju digitalisasi Indonesia harus dilihat dari hulu ke hilir.
“Di hulu, pemerintah tengah membangun infrastruktur digital yang kuat dan inklusif untuk meningkatkan konektivitas telekomunikasi dalam menjembatani kesenjangan digital,” ungkap Johnny dalam acara Economic Challenges di Metro TV, Selasa (10/8).
Menkominfo mengatakan, infrastruktur digital yang memadai ini merupakan prasyarat untuk mewujudkan transformasi digital.
Pemerintah melalui kementeriannya berkomitmen untuk memperkuat konektivitas internet di berbagai penjuru Nusantara.
Oleh karena itu, dari total 83.218 desa dan kelurahan di Indonesia, saat ini telah tersedia cakupan sinyal telekomunikasi sebanyak 70.760. Masih tersisa 12.548 yang dalam proses penyelesaian pembangunan base transceiver station (BTS), baik di wilayah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) maupun non-3T.
“Ada 9.113 desa dan kelurahan di wilayah 3T yang menjadi domain dan tugas Kominfo, dan sisanya menjadi tugas dari operator seluler untuk menyelesaikan di wilayah komersial atau non-3T,” jelas Johnny.
Pada 2021 ini, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan BTS di 4.200 desa dan kelurahan, sisanya akan dilakukan pada 2022 mendatang. Dengan demikian, tahun depan akan selesai seluruh infrastruktur BTS di wilayah 3T.
Menurut dia, di saat yang bersamaan operator seluler juga berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan di 3.435 desa dan kelurahan di wilayah komersial.
“Dengan demikian kita tentu berharap bahwa tahun 2022 nanti 4G akan menjadi fondasi utama pembangunan atau akselerasi transformasi digital kita,” lanjut dia.
Selain ketersediaan infrastruktur, Kemenkominfo juga membantu mengembangkan SDM atau talenta digital yang memadai. Pihaknya telah memulai program komprehensif untuk membina keterampilan digital talenta digital Indonesia di tiga level, yaitu tingkat dasar, menengah, dan lanjutan.
Menurut Johnny, pada tingkat dasar, Kemenkominfo melaksanakan Gerakan Nasional Literasi Digital Indonesia yang diberi nama Siberkreasi. Di tingkat menengah, kementerian menyiapkan stimulus untuk melatih talenta digital melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) 2021.
“Di antaranya pelatihan untuk Big Data Analytic, AI, Cloud Computing, dan Cyber Security untuk menjaring talenta digital baru,” kata Johnny.
Di tingkat lanjutan literasi digital, lanjut dia, program DTS ditujukan untuk para pemimpin di tingkat strategis, untuk membantu mereka mengoptimalkan teknologi digital dalam pengambilan keputusan.
Kesenjangan
Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, pertumbuhan perekonomian digital saat ini hanya dinikmati oleh segelintir orang. “Terutama orang yang mampu mengakses teknologi digital secara penuh,” kata Huda.
Terdapat tiga kategori kesenjangan digital di Indonesia. Ketiganya adalah kesenjangan akses, sumber daya manusia, dan penggunaan. Kesenjangan tersebut banyak dialami penduduk di luar Pulau Jawa.
“Masih banyak masyarakat yang tidak dapat mengakses internet, tidak memiliki skill (keahlian) digital, kemudian tidak paham penggunan teknologi seperti apa,” ucap Nailul.
Ia berharap, dengan adanya infrastruktur telekomunikasi yang tengah dibangun oleh pemerintah melalui Kemenkominfo bisa memeratakan akses teknologi digital di Indonesia.

0 comments