Metode Bariatrik Bisa Atasi Obesitas Ekstrem hingga Risiko penyakit jantung | IVoox Indonesia

May 14, 2025

Metode Bariatrik Bisa Atasi Obesitas Ekstrem hingga Risiko penyakit jantung

Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD Tangerang dr. Handy Wing
Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD Tangerang dr. Handy Wing (kanan) dan Prasasti Hikmah, salah satu pasien yang berhasil menurunkan obesitas dari 110 kilogram menjadi 65 kilogram melalui metode bariatrik di Eka Hospital. Prasasti sedang menjelaskan pengalaman mengatasi obesitas pada tahun 2023 dengan bariatrik. ANTARA/Irfan

IVOOX.id – Konsultan Bedah Digestif Eka Hospital BSD Tangerang dr. Handy Wing menjelaskan metode bariatrik bisa menurunkan berat badan untuk kasus obesitas ekstrem serta menurunkan kasus risiko penyakit jantung dan kolesterol.

"Ternyata dari hasil penelitian menunjukkan jika metode bariatrik bisa mengatasi berbagai kondisi kesehatan seperti perbaikan kontrol gula darah, menurunkan darah tinggi, tidur jadi membaik hingga meningkatkan kesuburan bagi wanita," kata dr. Handy Wing di Tangerang, Selasa (6/5/2025), dikutip dari Antara.

Tak hanya itu, pasien yang menjalani bariatrik sering melaporkan peningkatan kualitas hidup, kepercayaan diri dan kesehatan mental. Hal itu diungkap dari pasien yang pernah ditangani dengan kondisi obesitas terberat 270 kilogram.

"Mereka jadi percaya diri dan hidup bahagia karena kondisi tubuh yang ideal," ujar dr. Handy yang telah menangani 1.000 lebih pasien untuk operasi metode bariatrik.

Ia mengatakan bariatrik adalah operasi penurunan berat badan dengan prosedur bedah yang dilakukan pada sistem pencernaan untuk membantu seseorang dengan obesitas ekstrem menurunkan berat badan.

Prosedur ini bekerja dengan membatasi jumlah makanan yang dapat ditampung oleh lambung, mengurangi penyerapan kalori dan nutrisi, atau kombinasi keduanya.

Beberapa jenis operasi bariatrik yang umum dilakukan di antaranya pengecilan lambung untuk membatasi jumlah makanan yang ditampung dan mengurangi produksi hormon ghrelin yang memicu rasa lapar.

Bypass lambung Roux-en-Y yakni lambung dibagi menjadi kantong kecil dan langsung dihubungkan ke bagian tengah usus kecil untuk membatasi asupan makanan dan mengurangi penyerapan kalori. Lalu Pemasangan balon lambung yang dimasukkan ke dalam melalui endoskopi dengan tujuan memberikan rasa kenyang lebih cepat.

Kegiatan operasi bariatrik dilaksanakan selama satu jam dengan biaya mulai Rp60 juta di Eka Hospital dan pasien sudah bisa beraktivitas dalam waktu dua hari kemudian namun dengan pengawasan dokter untuk konsumsi makanan.

"Inti dari proses ini adalah mengecilkan jumlah daya tampung sehingga makanan yang di konsumsi menjadi sedikit. Proses penurunan berat badan biasanya terjadi selama satu tahun akan terlihat hasilnya," ujarnya.

Namun demikian, dr Handy menegaskan jika tidak semua orang dengan kelebihan berat badan adalah kandidat yang tepat untuk operasi bariatrik. Sebab dokter akan mempertimbangkan beberapa faktor di antaranya indeks massa tubuh (IMT) yang umumnya memiliki IMT 35 - 40 atau lebih .

Kemudian pasien yang telah mencoba berbagai metode penurunan berat badan non-bedah tanpa hasil yang signifikan. Cukup sehat untuk menjalani operasi dan pemulihan.

Bersedia untuk melakukan perubahan gaya hidup jangka panjang setelah operasi, termasuk mengikuti diet dan berolahraga secara teratur. "Dan terpenting adalah dia harus siap dengan jumlah makanan yang dikonsumsi berkurang selama hidupnya. Sebab ukuran lambung sudah dikurangi dari umumnya," kata dia.

Prasasti Hikmah, salah satu pasien dr. Handy mengatakan jika dirinya memilih operasi bariatrik pada tahun 2023 saat memiliki berat badan mencapai 110 kilogram. Hal itu dipilih karena berbagai program diet sudah dijalani namun penurunan berat badan yang tak maksimal.

"Sekarang berat badan 65 kilogram. Makan hanya tiga hingga empat sendok makan saja tetapi sudah terasa kenyang, karena daya tampung lambung yang hanya terbatas setelah menjalani bariatrik," katanya, dikutip dari Antara. 

0 comments

    Leave a Reply