Menteri PUPR Minta Tambah Anggaran Rumah Subsidi Tahun 2024

IVOOX.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono akan meminta tambahan anggaran untuk bantuan pembiayaan perumahan di tahun 2024. Hal itu untuk terus membangun rumah subsidi yang kini mencapai belasan ribu antrian permintaan.
Basuki mengatakan untuk 2024 pihaknya mencatat antrean sebanyak 16 ribu unit. Diperkirakan anggaran untuk 2024 akan tersalurkan pada bulan Juli sehingga dia berencana meminta tambahan anggaran untuk melanjutkan program itu.
"Tercatat sudah ada antrian 16 ribu untuk tahun 2024 dan walaupun anggaran FLPP diperkirakan pada Juli 2024 sudah habis tersalurkan, saya usahakan FLPP ditambah lagi anggarannya," kata Basuki dalam keteranganya dikutip pada Sabtu (9/12/2023).
Basuki juga menerangkan pada 2023 penyaluran bantuan biaya perumahan melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang dikelola Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) itu sudah disalurkan 100 persen.
Berdasarkan data, hingga akhir November 2023, realisasi FLPP untuk rumah subsidi sebanyak 220.000 unit. Selain FLPP, juga terdapat bantuan pembiayaan perumahan tahun 2023 meliputi Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebanyak 754.004 unit, dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebanyak 220.000 unit.
Lebih lanjut Basuki juga meminta agar para pengembang perumahan bersubsidi untuk terus meningkatkan kualitas konstruksi rumah beserta kawasannya lewat bantuan prasarana, sarana dan utilitas (PSU).
"Membangun rumah juga harus membangun kawasannya, supaya penghuni jadi lebih nyaman, dengan kenyamanan sehingga lebih produktif para penghuninya. Bukan hanya jalan, PSU juga disediakan untuk fasilitas sanitasi dan air bersih. Kementerian PUPR akan lebih detail pada penyaluran PSU di rumah-rumah bersubsidi," katanya.
Pada tahun anggaran 2023 pemerintah menyalurkan bantuan PSU untuk 43.068 unit rumah bersubsidi di seluruh Indonesia berupa prasarana, sarana, dan utilitas umum. Tujuannya untuk meningkatkan perumahan yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

0 comments