October 4, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Menteri KKP Diberi Mandat dari Jokowi Soal Ekspor Benur: Akan kami Evaluasi

IVOOX.id, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono memastikan akan mengevaluasi terkait aturan pengelolaan ekspor benur atau bibit lobster.

Menteri KKP sebelum Trenggono, yakni Edhy Prabowo telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena dugaan korupsi ekspor benur.

Trenggono juga mengakui dirinya dipesankan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengevaluasi aturan terkait ekspor benur.

Trenggono menjelaskan apabila ekspor benih lobster memiliki dampak buruk terhadap lingkungan, maka generasi mendatang tidak akan bisa mendapat manfaat.

"Soal benur (ekspor benih lobster) akan kita evaluasi karena saya cinta keberlanjutan lingkungan," kata Trenggono dilansir Antara, Jumat (25/12/2020).

Trenggono sendiri bukan merupakan orang baru dalam Kabinet Indonesia Maju.

Sebelum ia menjabat posisi Menteri KKP, Trenggono lebih dulu mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan).

Sebelumnya, menanggapi diangkatnya Trenggono sebagai Menteri KKP, pendahulu Edhy Prabowo yakni Susi Pudjiastuti menyampaikan harapannya.

Harapan itu dituangkan oleh Susi lewat cuitan akun Twitternya, @susipudjiastuti, Rabu (23/12/2020).

Pada cuitan itu ia mengucapkan selamat kepada Trenggono.

Namun pada saat yang sama, ia juga berharap agar Trenggono bisa amanah menjalankan tugas sebagai Menteri KKP.

Berikut tulisan lengkap yang ditulis oleh Susi.

"Mas Trenggono, Selamat atas Tugas Baru sebagai Menteri Kelautan dan Perikananan. Semoga Amanah," cuit Susi.

Sementara itu, Edhy Prabowo yang merupakan orang kepercayaan Menhan Prabowo, memberikan ucapan selamat kepada Trenggono yang kini menempati posisi Menteri KKP.

"Selamat dengan jabatan yang baru, semoga dalam menjalankan tugas tetap lancar dan sukses," ucap Edhy Pabowo usai diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (23/12/2020) malam.

Menurut Edhy, Trenggono memiliki karakter pemimpin yang dapat melayani para nelayan.

"Saya percaya pak Trenggono punya karakter itu," katanya.

Edhy Prabowo diketahui menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi ekspor benur atau bibit lobster.

Dugaan suap itu terjadi dalam proses perizinan ekspor benur.

Sementara itu, Analis Politik Indo Barometer, M Qodari tanggapi reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju.

M Qodari menyebut soal ditunjuknya Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) ada peran dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Hal itu diungkapnya dalam acara Sapa Indonesia Pagi 'KompasTV', Rabu (23/12/2020).

Dirinya menyebut bahwa Wahyu Trenggono memiliki hubungan dekat dengan sosok Prabowo Subianto.

"Variabel Prabowo Subianto juga sangat menentukan," ujar Qodari.

"Mengapa kemudian Sandi ke (Menteri) Pariwisata dan Wahyu Trenggono lari ke Menteri KKP, bahwa sebetulnya Prabowo itu punya hubungan yang sangat baik dengan Wahyu Sakti Trenggono," jelasnya.

Menurut analisanya hal itu mengingat pos kementerian KKP sebelumnya adalah jatah dari Partai Gerindra yang diisi oleh Edhy Prabowo.

Ia menilai bahwa Prabowo disebut tidak memiliki kader yang cocok untuk menggantikan Edhy Prabowo sebagai menteri KKP.

"Jadi sebetulnya ketika kemudian Wahyu Sakti harus dilepas dari posisi wamen bergeser ke posisi yang lain, ya saya yakin bahwa Pak Prabowo punya analisa, punya pandangan yang kemudian disesuaikan dengan pos menteri KKP," kata M Qodari.

"Jadi sebetulnya KKP tidak diduduki oleh Kader Partai Gerindra, tapi sebetulnya aroma Prabowo di situ kental sekali," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengaku mendapat kabar bahwa Wahyu Trenggono awalnya justru tidak diproyeksikan menjadi Menteri KKP oleh Jokowi.

"Saya mendengar kabar dari langit bahwa sebetulnya Wahyu Sakti Trenggono itu tadiya diplot bahkan diminta untuk posisi Kementerian Perdagangan," ungkapnya.

"Tapi Pak Prabowo istilahnya tidak kasih. Saya enggak tahu juga kenapa akhirnya dikasih dan itu di Menteri KKP."

Meski begitu, M Qodari menegaskan bahwa bukan berarti Prabowo ikut campur terhadap presien dalam penentuan reshuffle kabinet.

"Tetapi Pak Jokowi pasti sangat memperhatikan masukan, arahan dan permintaan dari figur-figur penting seperti Pak Prabowo Subianto," pungkasnya.

0 comments

    Leave a Reply